Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, dan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, sepakat bahwa keberadaan Rumah Senyum di Bali sangat mendorong upaya menyehatkan masyarakat Indonesia.
"Bukan cuma untuk warga Bali saja, tetapi juga untuk seluruh warga Indonesia. Buktinya, banyak saudara kita yang tidak beruntung bisa mendapat layanan kesehatan di Rumah Senyum ini," kata Pastika kepada ANTARA News di Denpasar, Sabtu.
Pastika bersama Farmer dan sejumlah besar pengurus Yayasan Senyum serta Klub Rotary Indonesia Cabang Bali dan Asosiasi Perempuan Internasional Bali menghadiri peresmian Rumah Senyum di dekat Rumah Sakit Pusat Sanglah, Denpasar.
Rumah Senyum yang diinisiasi Yayasan Senyum merupakan satu rumah singgah bagi penderita kelainan jaringan terkait dengan kepala, mulut, telinga, dan lain-lain. Dalam istilah kedokteran modern, kelainan jaringan itu secara umum dinamakan "craniofacial disabilities".
Motto utama yayasan yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat di Indonesia ini adalah "Menghadirkan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Yang Menderita Kelainan Kraniofasial". Dalam tataran praktis, penderita golongan penyakit ini tidak akan bisa tersenyum karena ada kelainan sangat serius di wajahnya.
Pastika menyatakan, operasionalisasi Rumah Senyum sangat sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Bali di bidang kesehatan dan sosial.
"Makanya kami sangat mendukung upaya swadaya masyarakat ini. Juga kami berterima kasih pada pemerintah Australia yang aktif menyertakan dokter-dokternya dalam program ini," katanya.
"Yang perlu diingat, pasien yang ditangani di sini tidak dipungut biaya sepeser pun. Dirawat, ditangani, dioperasi, dan sebagainya semuanya ditangani pemerintahan kami bekerja sama dengan Yayasan Senyum," katanya.
Senada dengan itu, Farmer juga menyatakan kekagumannya akan pendirian Rumah Senyum yang didedikasikan bagi penderita kelainan kraniofasial itu. Dia sangat berharap upaya sejenis bisa didesiminasikan ke wilayah lain Indonesia.
"Ini semua merupakan bukti kepedulian masyarakat kita bersama atas ketidakberuntungan yang diderita sesamanya. Kami jelas berterima kasih bahwa masih ada warga negara yang peduli akan hal ini dan kami sangat mendukung upaya seperti ini," katanya.
Rumah Senyum yang baru diresmikan itu terdiri dari dua bangunan induk, yang meliputi ruang pemeriksaan dan penanganan ringan, ruang isolasi, beberapa ruang inap, dapur, dan ruang administrasi.
Menurut petugas Hubungan Masyarakat Yayasan Senyum, Helena S Arway, semuanya gratis untuk pasien, asal mendapat rujukan dan keterangan tidak mampu dari aparatur yang berwenang. "Banyak juga yang berasal dari luar Bali kini mendapat perawatan di sini," katanya.
Menurut dia, pendanaan seluruh kegiatan operasional Rumah Senyum itu didukung oleh berbagai pihak donatur dari dalam dan luar negeri, baik perorangan ataupun organisasi.
"Selain itu, yayasan kami juga memiliki beberapa toko yang menjual barang-barang donasi yang masih sangat layak pakai. Harganya amat sangat terjangkau. Itulah salah satu sumber pendanaan kami," katanya.
(T.A037/R014/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010