Asuncion (ANTARA News) - Paraguay telah bergerak untuk menumpas kelompok kiri bersenjata di wilayah utara yang dituduh melakukan penyerangan yang menewaskan empat orang, namun kongres menyetujui, rancangan undang-undang yang akan memberi pemerintah kewenangan khusus untuk menumpas kelompok itu ditunda Jumat.

Majelis rendah menyetujui rancangan undang-undang itu, tetapi kini dikembalikan kepada Senat, yang harus menyepakati perubahan-perubahan kecil setelah versi sebelumnya disetujui.

Rancangan undang-undang itu, diajukan oleh Presiden Fernando Lugo, yang bermaksud untuk memperluas kewenangan pasukan keamanan guna menangkap para tersangka pejuang Pasukan Rakyat Paraguay, yang juga dituduh menculik dan menyerang kantor-kantor polisi.

Seruan Lugo untuk memperbesar kekuasaan tersebut kontroversial di Paraguay, karena langkah itu sering digunakan semasa diktator Jenderal Alfredo Stroessner selama 35 tahun, yang berakhir pada 1989.

"Ini tindakan ekstrem yang tidak disukai oleh banyak orang, namun mereka hanya punya pilihan kami sekarang, dan itu satu-satunya cara presiden untuk bisa berhasil menangkap para penjahat tersebut," kata Carlos Soler, seorang anggota kongres dari Partai Patria Querida yang beraliran kanan-tengah.

Jika rancangan undang-undang itu disetujui, pemerintah akan bisa menahan para tersangka tanpa surat perintah penahanan, dan melarang masyarakat berkumpul serta melakukan protes-protes di provinsi pertanian San Pedro, Concepcion, Amambay, Alto Paraguay dan Presidente Hayes, yang terletak di sepanjang perbatasan Brazil dan Bolivia.

Lugo, mantan uskup Katholik Roma yang berkecenderungan kiri, telah berjuang untuk mendesakkan beberapa produk hukum melalui Kongres yang dikuasai oposisi.

Beberapa anggota parlemen Jumat mengecam kebijakan keamanan Lugo dan keraguan terhadap tindakan-tindakan yang mereka katakan akan menyebabkan perlakuan kejam oleh pasukan keamanan.

Polisi dan para penabat pemerintah mengatakan, kelompok kiri memiliki sekitar 100 anggota dan beroperasi di daerah-daerah berhutan terpencil, di wilayah penghasil marijuana negara Amerika Selatan yang miskin itu, yang menjadi pemasok regional obat-obatan terlarang.

Pada Rabu, tiga penduduk sipil dan seorang petugas polisi tewas dalam bentrokan dengan orang-orang bersenjata yang diduga para pejuang PPA.

Kelompok itu, yang oleh pemerintah disebut sebagai geng kejahatan, dicurigai memiliki jalinan dengan pemberontak kiri Kolombia FARC, dan dituduh menculik sedikitnya empat orang sejak 2001, termasuk tokoh terkemuka pemilik peternakan sapi yang dibebaskan pada awal tahun ini.

Tindakan darurat paling akhir itu memperluas kewenangan pemerintah di Paraguay pada 2002, setelah aksi protes keras anti-pemerintah terhadap Presiden Luis Gonzalez Macchi.(H-AK/S008)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010