Bojonegoro (ANTARA News) - Sekitar 7.300 kepala keluarga (KK) kawasan Blok Cepu di empat desa di Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, mendapatkan santunan lewat sosialisasi bencana migas Blok Cepu.
"Dari hasil pendataan yang dilakukan ada sekitar 7.300 KK yang masuk ring I dan II kawasan bencana migas Blok Cepu di wilayah kami," kata Koordinator Aliansi Masyarakat Banyu Urip Peduli Amdal Supolo di Bojonegoro, Sabtu.
Dia menjelaskan, dari hasil pendataan yang dilakukan tim, sebanyak 7.300 jiwa tersebut ada di Desa Brabowan, Begadon, Gayam dan Ringgintunggal, Kecamatan Ngasem, yang berada di sekitar lokasi gas oil separation plant (GOSP) minyak Blok Cepu.
Di dalam sosialiasi bencana migas Blok Cepu, pelaksanaannya tidak semua warga diundang. Namun, menurut ia, dalam sosialisasi yang diundang hanya kepala keluarga (KK).
"Setiap kali sosialisasi diikuti 170 KK," jelasnya. Setelah sosialisasi, peserta sosialisasi mendapatkan santunan sebesar Rp50.000,00 per jiwa untuk orang tua dan anak-anak Rp20.000,00.
Pelaksanaan sosialiasi dijadwalkan mulai 10 Mei ini dengan mengambil tempat di balai desa setempat, hingga rampung. Dalam pelaksanaan khusus orang tua atau kepala keluarga yang jompo, untuk datang ke lokasi pelaksanaan sosialisasi dijemput dan diantar kembali oleh panitia.
Sementara jadwal pelaksanaan sosialisasi berlangsung lima kali untuk warga yang berada di ring I dan dua kali warga di ring II. Diperkirakan, pelaksanaan sosialisasi yang berlangsung setiap hari tersebut, Juli sudah rampung.
"Rincinya warga yang ada di ring I dan ring II saya tidak hapal," tandasnya.
Menurut Supolo, sudah dua bulan ini, GOSP yang dikelola PT Exterran, sub kontraktor Mobil Cepu Limited (MCL), tidak menimbulkan masalah. Sebelum itu, beberapa kali warga di sekitar GOSP mengalami keracunan gas H2S yang diperkirakan ditimbulkan dari lokasi GOSP.
Sebelum itu, puluhan warga di Desa Brabowan, Begadon, Gayam dan Ringgintunggal, Kecamatan Ngasem, mengalami gejala keracunan, pusing, mual dan muntah-muntah yang diduga akibat gas H2S (hidrogen sulfida) yang keluar dari GOSP.
Akibat munculnya keracunan itu, ratusan warga beberapa kali menggelar unjuk rasa di lokasi GOSP hingga mendatangi gedung DPRD dan diperoleh kesepakatan, santunan bisa diberikan dengan cara program sosialisasi bencana migas. (KR-SAS/F002)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010