Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mendorong negara-negara anggota ASEAN Plus Three (APT) agar memiliki mekanisme ketahanan kesehatan.
"Pertama, pembangunan infrastruktur kesehatan di tingkat nasional," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu.
Presiden mengungkapkan hal tersebut saat berpidato secara virtual di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-23 APT.
Hal tersebut berkaca dari pengalaman pandemi COVID-19 agar ke depannya negara-negara di kawasan dapat siap menghadapi pandemi di masa depan.
"Ketahanan kesehatan kawasan haruslah dimulai dari infrastruktur kesehatan yang memadai di tingkat nasional," ungkap Presiden.
Baca juga: Presiden: Perkuat integrasi ekonomi dan stabilitas ASEAN-Australia
Presiden Jokowi mengatakan bahwa masing-masing negara harus berinvestasi untuk menjamin akses kesehatan dengan harga terjangkau. Upaya tersebut nantinya akan memperbaiki ketahanan masyarakat dan kesiapsiagaan serta kapasitas kesehatan publik di masa darurat.
"Selain itu, kita juga harus membangun kapasitas teknologi kesehatan digital sebagai bagian dari infrastruktur kesehatan publik. Layanan akses online ke tele-health menjadi kian relevan di masa pandemi. Negara mitra di ASEAN Plus Three harus berkolaborasi membangun infrastruktur kesehatan masing-masing negara di kawasan," tambah Presiden.
Selain itu, menurut Presiden, untuk memperkuat mekanisme ketahanan kesehatan, maka pembangunan industri kesehatan di kawasan harus segera dilakukan.
"Pandemi saat ini memberikan pelajaran kepada kita mengenai pentingnya industri kesehatan yang kuat di kawasan, baik industri alat kesehatan, obat-obatan, bahan baku obat, farmasi, maupun vaksin," ungkap Presiden.
Kepala Negara berpendapat bahwa kawasan harus memiliki peta jalan untuk memperkuat berbagai industri tersebut. Industri kesehatan juga harus ditopang oleh kapasitas penelitian dan pengembangan di sektor kesehatan.
Baca juga: Jokowi dorong penguatan kemitraan ASEAN-Selandia Baru di Pasifik
"Untuk itu, penting bagi kita untuk menjadikan kawasan ASEAN Plus Three sebagai 'medical-sciences hub' terutama di masa dan pascapandemi," tuturnya.
Lebih jauh, pembentukan kerangka kawasan yang komprehensif dalam menghadapi pandemi juga disinggung oleh Presiden Jokowi.
"Kerangka ini meliputi sistem dan SoP di masa pandemi, sistem peringatan dini, sistem ketersediaan alat kesehatan, obat-obatan, hingga keberadaan vaksin di kawasan," tambah Presiden.
Terkait hal itu, keberadaan ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases sangat dibutuhkan. Presiden Joko Widodo sekali lagi menyatakan kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah bagi pusat operasi tersebut.
"Pandemi ini harus menjadi 'wake up call' bagi kita untuk memperbaiki sistem kesehatan baik di tingkat nasional maupun di kawasan. 'Recover together, recover stronger'," tegas Presiden.
Mitra ASEAN yang hadir dalam KTT ini adalah Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Baca juga: Presiden Jokowi hadiri KTT ASEAN dengan sejumlah negara mitra
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020