Seoul (ANTARA News/AFP) - Korea Utara menyita aset-aset milik Korea Selatan di satu daerah wisata gunung, memperingatkan bahwa kedua negara berada diambang perang menyangkut tenggelamnya sebuah kapal perang di perairan yang disengketakan mereka.

Negara komunis itu juga mengumumkan bahwa kunjungan-kunjungan lintas perbatasan ke daerah wisata Gunung Kumgang dihentikan, menuduh Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung Bak menginginkan "konfrontasi" dengan Korea Utara (Korut).

Tindakan itu dilakukan saat ketegangan tinggi menyangkut tenggelamnya sebuah kapal perang Korsel bulan lalu yang menewaskan 46 pelaut.

"Situasi mencapai tahap ekstrim dan berada di persimpangan jalan perang atau damai, tidak banyak yang menginginkan dibukanya kembali kunjungan itu," kata kantor berita Korut KCNA.

"Sangatlah wajar kami tidak dapat lagi menunjukkan kemurahan hati dan toleransi kepada pihak selatan dalam situasi seperti ini."

Korut pekan lalu mengusir staf dan menyegel lima gedung milik pemerintah Sepul di Kumgang sebagai protes terhadap penolakan Seoul untuk memulai kembali kunjungan lintas perbatasan.

Korut, Jumat mengatakan pihaknya menyita lima gedung sementara membekukan "semua real estat yang tersisa " di daerah itu dan mengusir semua personil manajemen mereka.

Korsel mengatakan tindakan terbaru Korut itu melanggar kontrak-kontrak antara kedua negara bertetangga itu.

"Itu adalah satu tindakan tidak adil yang merusak landasan hubungan," kata kementerian unifikasi dalam sebuah pernyataan.

Tindakan itu muncul setelah kantor berita Korsel Yonhap yang mengutip satu sumber senior militer yang mengatakan ia menduga kapal-kapal selam Korut menyerang kapal itu dengan satu torpedo.

Pyongyang, yang membantah terlibat, menuduh Seoul dengan sengaja mengkaitkannya dengan ledakan, menyebut Lee sebagai "pengkhianat".

Sebuah korvet (kapal perang kecil) berbobot mati 1.200 ton, Cheonan, meledak pecah dua dan tenggelam 26 Maret dekat perbatasan maritim Laut Kuning yang disengketakan dengan Korut.

Korsel sejauh itu menahan diri tidak menuduh secara langsung Korut atas musibah itu walaupun Menteri Pertahanan Kim Tae Young menyatakan kemungkinan satu ranjau atau torpedo menghantam kapal itu perang itu.

Lee, Rabu berikrar akan memberikan tanggapan "tegas" menyangkut tenggelamnya kapal perang Cheonan itu.

(Uu.H-RN/N043/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010