Jakarta (ANTARA) - Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto menyebutkan Indonesia perlu memperkuat konsolidasi pertahanan nasional.
Hasto Kristiyanto dalam rilisnya di Jakarta, Sabtu, mengatakan pentingnya peningkatan pertahanan Indonesia menjadi perhatian serius para mahasiswa S3 Cohort 3 Universitas Pertahanan (Unhan), hal itu disampaikan saat melakukan tinjauan di atas kapal KRI Makassar-590 di Tanjung Priok.
“Kami sengaja hadir di KRI Makassar untuk menegaskan pentingnya laut sebagai halaman depan NKRI. Kesadaran sebagai bangsa maritim sangat penting. Semangat jalesveva jaya mahe terus berkumandang, menjemput tugas sejarah Indonesia sebagai pemimpin di antara bangsa-bangsa,” ujar Hasto Kristiyanto.
Hasto menjelaskan mau tidak mau sebuah pengembangan ilmu pengetahuan teknologi akan mencapai tahap revolusi dan banyak yang dikembangkan dari paradigma security defense.
“Salah satu tugas kelompok kami adalah Evaluating the Revolution in Military Affairs (RMA) Index of Armed Forces. Tugas tersebut sangat menarik. Menggambarkan bagaimana revolusi teknologi diterapkan di militer,” kata Hasto.
Lebih lanjut, Hasto berpandangan tidak ada negara yang bisa survive (bertahan) tanpa sebuah kekuatan militer yang handal. Apalagi Indonesia telah memiliki konsepsi sistem pertahanan rakyat semesta.
Hal itu menurut Hasto harus menjadi motivasi, sebab Singapura saja sudah mengembangkan doktrin integrated knowledged-based command and control untuk meningkatkan pertahanannya.
Indonesia, menurut Hasto konsepsi pertahanan harus bertitik tolak dari pandangan geopolitik Indonesia untuk dunia, yang dijalankan secara terintegrasi antara diplomasi luar negeri dan pertahanan.
Pada saat bersamaan konsolidasi industri pertahanan harus dijalankan, dengan mendorong akuisisi dan pengembangan teknologi pertahanan yang sesuai dengan kondisi geografis, sejarah, dan falsafah bangsa.
"Universitas Pertahanan harus menjadi center of excellence, pusat research pertahanan terkait dengan segala hal ihwal keseluruhan aspek pertahanan, menjadi pusat kajian ilmu pertahanan khas Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia," ucap Hasto.
Baca juga: Bamsoet dukung larangan impor alutsista yang bisa dipenuhi sendiri
Baca juga: HUT TNI Ke-75, Gus Jazil: Kita perkuat alutsista TNI
Sementara itu Komandan KRI Makassar-590 Letkol Laut (P) Hariono menyambut baik kunjungan para mahasiswa doktoral Unhan di kapal komandonya.
"Saya selaku komandan KRI Makassar-590 mengucapkan selamat datang dari perwira senior sekalian dari S3 Unhan, kehormatan bagi kami bisa dikunjungi. Perlu diketahui KRI Makassar-590 ini buatan Korea Selatan tahun 2007," kata Hariono.
Diawali dengan rapid test, Hasto dan rombongan diajak Hariono bersenam bersama di atas helipad KRI Makassar-590.
Meski cuaca mulai menyengat, semua bersemangat. Diawali dengan senam kesegaran jasmani diiringi musik yang mengiringi, populer disingkat SKJ yang terkenal di era 80-an.
"Senam jamannya Pak Hasto ini," kata rekan Hasto sontak membuat tawa.
Baca juga: Anggota DPR dukung benahi Alutsista TNI AL di Papua
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020