Menteri Perminyakan Sheikh Ahmad Abdullah al-Sabah meresmikan pusat tersebut diladang minyak terbesar ketiga Kuwait di dekat perbatasan utara dengan Irak.
Fasilitas yang dibangun oleh South Korean SK Engineering and Construction Co. dengan biaya 626,7 juta dolar tersebut, dapat menangani 165.000 barel minyak mentah per hari dan 85 juta kaki kubik gas.
"Pusat tersebut salah satu fasilitas yang berkontribusi ke arah strategi 2020," kata Sami al-Rasheed, ketua Kuwait Oil Co., perusahaan milik negara yang bertanggungjawab untuk produksi.
Pusat penampungan melakukan pemisahan fisik minyak mentah, gas alam, air dan kotoran lainnya sebelum memompakan minyak bersih, baik untuk ekspor maupun untuk kilang minyak dan gas untuk pembangkit listrik.
Presiden SK Kwang-Chul Choi mengatakan, proyek tersebut selesai enam bulan lebih cepat dari jadwal dan pergi online sebulan yang lalu. Pusat penampungan tersebut sudah dijadwalkan akan selesai pada September.
Pusat semula, sekitar 50 kilometer (30 mil) dari perbatasan dengan Irak, telah rusak selama invasi ke Kuwait pada 1990 oleh pasukan Saddam Hussein.
Sheikh Ahmad mengatakan pusat dan sejumlah proyek lain merupakan bagian dari strategi jangka panjang anggota OPEC Kuwait untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi empat juta barel per hari.
"Saat ini, kita mampu memproduksi tiga juta barel per hari," menteri mengatakan kepada wartawan setelah upacara pembukaan, tapi menolak mengatakan apakah ini berkelanjutan dalam waktu lama.
Kuwait, eksportir terbesar keempat OPEC, mengatakan menduduki 10 persen dari cadangan mentah dunia. Pihaknya telah memompa sekitar 2,2 juta barel per hari. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010