Surabaya (ANTARA) - Perhutani Divisi Regional Jawa Timur menandatangani naskah nota kesepahaman dengan Koperasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Tani Makmur Sejahtera (Tamara) tentang kemitraan skema offtaker untuk komoditi jagung di wilayah Perhutani Divisi Regional Jawa Timur yang dilaksanakan di Kantor Staf Presiden, Gedung Bina Graha Jakarta, Kamis.

Dalam keterangan tertulisnya, Jumat nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Kepala Divisi Regional Jawa Timur Oman Suherman dan Ketua Koperasi HKTI Tani Makmur Sejahtera (Tamara) Mayjen (Purn) Winston P. Simanjuntak yang disaksikan oleh Ketua Umum HKTI Moeldoko dan Direktur Utama (Dirut) Perhutani yang di wakili oleh Natalas Anis Harjanto.

Mewakili Dirut Perhutani, Natalas Anis Harjanto selaku Direktur Perhutanan Sosial usai mendampingi penandatangan tersebut menyampaikan terima kasih kepada Koperasi HKTI Tamara dimana ke depan hasil dari petani dapat diserap.

Baca juga: Perhutani perlu dukungan Polda Jatim tangani hutan

"Kami berharap agar ada bimbingan teknis (Bimtek) tanaman dari HKTI agar petani dapat meningkatkan produksinya," ucapnya.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mensinergikan kegiatan kedua belah pihak dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan hasil produksi pertanian komoditi jagung dari petani penggarap, dimana nantinya Koperasi HKTI Tamara sebagai offtaker dari hasil kerja sama pemanfaatan hutan maupun hasil produksi dari petani penggarap sehingga tercipta kerjasama yang saling menguntungkan dan terbentuknya sinergi mutualisme dalam usaha tersebut.

Menurut Anis, sebenarnya masyarakat atau petani sudah paham namun untuk cara-cara unggul diperlukan bimbingan teknis agar yang biasanya perhektare hasil panen jagung antara 3 - 4 ton

"Maka diharapkan dengan adanya Bimtek nanti bisa meningkat lebih banyak lagi," ujarnya.

Baca juga: Perhutani: Nasib harimau jawa tergantung kelestarian Pegunungan Muria

Ketua Umum HKTI Moeldoko menyampaikan dengan adanya kerja sama ini ia berharap petani mendapat sesuatu yang lebih.

"Jadi petani harus kaya, tapi selama ini petani tidak berani bermimpi jadi kaya. Untuk itu harus ada strategi menuju kesana karena instrumen dan teknologinya sudah ada. Jika petani panen hanya 4 sampai 5 ton ya berat," katanya.

Sementara Kepala Divisi Regional Jawa Timur Oman Suherman menyatakan, bahwa pihaknya bersama Koperasi HKTI Tamara sudah melakukan sosialisasi kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban dan KPH Parengan pada awal November 2020.

Progresnya kata Oman, sudah dalam tahap pembuatan demplot tanaman dengan benih jagung LG yang menggunakan pupuk riogen dan NPK bananas yang lokasi demplotnya berada di wilayah Perhutani KPH Tuban yakni sebanyak 7 demplot yang digarap oleh petani, yang masing-masing luasnya antara 0,5 - 0,75 hektare. Sedangkan lokasi demplot lainnya berada di wilayah Perhutani KPH Parengan yakni sebanyak 20 demplot.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020