Serum mengatakan telah mendaftarkan 1.600 peserta di India untuk percobaan tahap akhir kandidat vaksin AstraZeneca. Pihaknya juga berencana untuk mendapatkan persetujuan regulasi untuk menjalani uji coba tahap akhir untuk vaksin Novavax.
Menurut Serum, vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, adalah yang paling maju dalam pengujian manusia di India. Serum juga mengatakan bahwa perusahaan dan Dewan Riset Medis India (ICMR) akan mengejar "ketersediaan awal" dosis vaksin di India.
Perwakilan dari Serum dan ICMR menolak berkomentar apakah 40 juta dosis vaksin AstraZeneca itu dimaksudkan untuk pasokan di India saja.
ICMR, yang merupakan badan pemerintah federal, telah mendanai biaya tempat uji klinis untuk vaksin AstraZeneca, kata Serum. Perusahaan dan ICMR saat ini sedang melakukan uji klinis tahap menengah terhadap vaksin di 15 pusat yang tersebar di seluruh India.
Laporan tersebut datang ketika infeksi virus corona di India mencapai 8,68 juta pada Kamis dan jumlah kematian meningkat menjadi lebih dari 128.000. India merupakan negara dengan penyebaran COVID-19 terburuk kedua di dunia.
India juga tengah mengembangkan setidaknya dua kandidat vaksin COVID-19 yang dibuat di dalam negeri, sementara produsen obat lokal Dr Reddy's Labs sedang melakukan uji coba di negara itu untuk kandidat vaksin Rusia.
Awal pekan ini, Pfizer dan mitranya BioNTech mengatakan kandidat vaksin mereka telah terbukti lebih dari 90 persen efektif berdasarkan hasil uji coba awal. Pfizer mengatakan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan keterlibatannya dengan pemerintah India untuk memasok vaksin potensial di negara tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Obat kanker AstraZeneca gagal penuhi tujuan utama uji tahap 2 COVID-19
Baca juga: Argentina teken kontrak 22 juta dosis vaksin COVID AstraZeneca-Oxford
Baca juga: Bangladesh beli 30 juta dosis vaksin AstraZeneca dari India
Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020