"Di tengah persaingan antar kandidat saat ini berkembang isu dan tarik-menarik yang akan membelokkan arah dan khitah PD," katanya di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, isu tidak sehat tersebut berupa sektarianisme, primordialisme, dan pragmatisme. Padahal, sejak awal haluan PD adalah nasionalis-religius.
"PD seakan menjadi milik dan mau dikuasai kelompok tertentu. Padahal PD terbukti menang dan jadi besar karena berkomitmen menjadi partai terbuka," katanya.
Berikutnya adalah isu "penghijauan" di PD. Padahal, kata Munawar, PD jelas-jelas biru.
PD, lanjutnya, tidak mengenal basis berdasarkan etnik, agama, maupun aliran kepercayaan tertentu.
"PD harus dijaga dan diselamatkan agar tidak terjebak dalam isu sempit yang akan mengerdilkan PD itu sendiri," katanya.
Isu lainnya yang mengganggu adalah isu primordialisme, yang membenturkan peta persaingan kandidat dengan nuansa suku dan etnik.
Saat ini, lanjutnya, telah berkembang isu dan intrik Jawa-luar Jawa, asal bukan suku tertentu, dan sebagainya.
"Padahal, kemenangan PD di Pileg dan Pilpres membuktikan dalam trend politik Indonesia isu primordialisme sudah tidak laku lagi," katanya.
Lebih memprihatinkan lagi, kata Munawar, kini ada pula yang mempersoalkan siapa kader PD yang asli dan siapa yang imitasi.
Tentu saja, menurutnya, pandangan itu mengganggu eksistensi PD sebagai partai terbuka yang membuka diri kepada siapa saja.
"PD arus lebih dinamis dan terbuka menerima perubahan dan modernisasi dari manapun jika ingin lebih maju dan unggul," katanya.
(T.S024/E001/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010