Semarang (ANTARA News) - Ketua PB Djarum Kudus, Yopi Rosimin, berpendapat kunci kemenangan tim Thomas Indonesia pada putaran final di Kuala Lumpur, Malaysia, 9-16 Mei 2010, ada pada nomor ganda putra.
"Kalau dua nomor ganda putra berhasil meraih angka maka kemenangan akan mudah diraih tim Indonesia. Lawan siapapun, baik China, Korea, Denmark, Malaysia, dan lain sebagainya kuncinya ada pada nomor tersebut," katanya ketika dihubungi dari Semarang, Rabu.
Menurut dia, kalau dua ganda sudah menang maka tinggal mencari satu nilai lagi dari tunggal dan harapan itu tentunya ada pada tunggal ketiga, bisa Simon Santoso atau Dionysius Hayom Rumbaka.
"Saya kira kalau tunggal pertama (jika Taufik Hidayat) akan sulit mengalahkan Lin Dan (China), Lee Chong Wei (Malaysia), Peter Gade (Denmark), kemudian tunggal kedua (Sonny Dwi Kuncoro) juga tampaknya sulit karena mendapat lawan yang berat," katanya.
Menurut dia, kemungkinan untuk ganda pertama tetap dipercayakan pada pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan, sedangkan ganda kedua bisa pasangan Nova Widianto/Muhammad Ahsan.
"Tetapi saya kira ganda kedua masih mencari pasangan yang tepat, apalagi pada simulasi Tim Thomas-Uber di Solo mendatang terjadi perubahan pasangan," katanya menegaskan.
Pada simulasi di Solo, 24-25 April 2010, pasangan Muhammad Ahsan/Nova Widianto akan bertemu pasangan Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan, sedangkan Markis Kido/Hendra Setiawan bertemu Bona Septano/Ryan Sukmawan.
Ia menambahkan, untuk Piala Uber, nomor ganda masih memegang kunci bagi kemenangan tim Indonesia. "Sama dengan tim Thomas, di kelompok putripun kita tinggal cari satu angka dari nomor tunggal," katanya.
Ia menyebutkan, sebagai ganda pertama kemungkinan pasangan Meliana Jauhari/Greycia Polii, sedangkan ganda kedua Lilyana Natsir bisa dipasangkan dengan yang lain.
Menyinggung harapan PB Djarum Kudus pada simulasi mendatang, dia mengatakan, drinya berharap pebulu tangkis Djarum bisa mengalahkan lawannya.
"Kita juga berharap bisa menyumbangkan pemain yang banyak untuk tim Thomas maupun Uber," katanya.(H015/T009)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010