Jakarta (ANTARA News) - Indonesia kehilangan potensi kedatangan 2.400 turis Eropa per hari akibat larangan terbang yang dikeluarkan Uni Eropa terhadap maskapai-maskapai nasional.

"Penutupan penerbangan di Eropa tentu ada pengaruhnya terhadap jumlah kedatangan turis ke Indonesia karena sekitar 20 persen tamu kita berasal dari Eropa," kata Direktur Promosi Luar Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), I Gde Pitana, di Jakarta, Rabu.

Meski begitu, Pitana menegaskan, potensi kerugian itu tidak terlampau besar karena periode bulan April-Mei dari tahun ke tahun merupakan periode low-season bagi turis-turis asal Eropa.

"Secara keseluruhan kalau kita lihat berdasarkan angka-angka dengan asumsi tahun lalu kerugian kita sekitar 2.400 turis perhari untuk April-Mei dari 22 negara di Eropa," katanya.

Namun, Pitana berpendapat, keadaan itu secara umum tidak mengancam target perolehan kedatangan wisman yang tahun ini dipatok 7 juta orang melalui program Visit Indonesia.

"Ini tidak akan mengancam target 7 juta wisman karena kami optimistis kejadian ini paling lama 2 pekan setelah itu `everything will be back to normal`," katanya.

Hampir seluruh bandar udara besar Eropa masih ditutup karena abu letusan gunung berapi di Islandia mulai bergerak ke wilayah selatan dan timur benua Eropa.

Letusan gunung berapi di Islandia tersebut diperkirakan akan terus mempengaruhi penerbangan Eropa hingga beberapa hari kedepan.

Banyak negara dan maskapai menghentikan penerbangan untuk mengantisipasi kontak dengan abu letusan gunung yang berpartikel dengan gelas, pasir, dan batu yang menyebar pada ketinggian 1500 meter. Abu tersebut sangat membahayakan karena dapat merusak mesin pesawat dan membuat mesin seketika mati bila terjadi kontak.

Gangguan penerbangan itu berdampak pada ratusan ribu calon penumpang pesawat, saat gunung berapi Eyjafjallajoekull mulai meletus untuk kedua kalinya dalam satu bulan.

(T.H016/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010