Sleman (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat menyerahkan bantuan tiga kendaraan operasional untuk penanganan tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi kepada PMI Kabupaten Sleman melalui Pemerintah Kabupaten Sleman di lobi Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Rabu.
Penyerahan bantuan tersebut dilakukan secara simbolis oleh Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat Letnan Jenderal TNI (Purn) Sumarsono kepada Bupati Sleman Sri Purnomo.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat Letnan Jenderal TNI (Purn) Sumarsono mengatakan bahwa penyerahan bantuan kendaraan operasional tersebut merupakan upaya dalam mendukung Pemerintah Kabupaten Sleman dalam persiapan menghadapi risiko terjadinya bencana Merapi.
"Mengingat Pemerintah Kabupaten Sleman saat ini telah melakukan evakuasi terkait adanya perubahan status Merapi menjadi siaga," katanya.
Baca juga: Di Sleman-DIY, PMI luncurkan anjungan mandiri donor darah
Baca juga: Wabup Sleman : baru 17 rumah sakit yang gunakan "Lada Manis"
Adapun bantuan kendaraan operasional yang diserahkan PMI Pusat kepada Pemerintah Kabupaten Sleman berupa satu unit kendaraan tangki air yang bersifat hibah, satu kendaraan tangki air pinjam pakai dan satu unit kendaraan hagglund yang bersifat pinjam pakai.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan adanya bantuan yang diberikan oleh PMI Pusat ini dapat membantu operasional PMI Kabupaten Sleman dalam menyediakan kebutuhan masyarakat, seperti air bersih, khususnya bagi masyarakat yang telah di evakuasi di barak pengungsian Merapi.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman, Sri Purnomo menyerahkan secara langsung bantuan kendaraan operasional tersebut kepada Ketua PMI Kabupaten Sleman, Sunartono.
"Saat ini, adanya kenaikan status siaga Gunung Merapi menjadi perhatian dari berbagai pihak, salah satunya PMI Pusat, selain upaya evakuasi masyarakat, hal lain yang menjadi perhatian yaitu masih adanya pandemi COVID-19 yang perlu diwaspadai," katanya.
Sri Purnomo mengatakan bahwa di lokasi barak pengungsian erupsi Merapi, dilakukan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Selain itu juga dilakukan proteksi dimana tidak sembarang orang bisa masuk dan keluar wilayah pengungsian untuk meminimalisir adanya penyebaran COVID-19 kepada masyarakat di barak pengungsian yang didominasi oleh lansia dan anak-anak," katanya.*
Baca juga: Ratusan ternak di daerah rawan erupsi Merapi Sleman belum diungsikan
Baca juga: Pengungsi erupsi Merapi di Sleman bertambah jadi 203 orang
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020