Tahun ini, Indonesia tidak datang dengan kekuatan optimal. Namun, perusahaan Indonesia yang bergabung di sini adalah salah satu yang terbaik di bidangnya. Ada perwakilan industri makanan dan minuman, sarang burung walet, agar-agar, perhiasan, kertas,Beijing (ANTARA) - Indonesia berhasil membukukan transaksi senilai 584 juta dolar AS atau sekitar Rp8,3 triliun dari ajang Pameran Ekspor-Impor China (CIIE) di Shanghai pada 5-10 November 2020.
Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing, Marina Novira, Rabu, menyebutkan transaksi itu didapat dari lima perusahaan China.
"Mereka telah menandatangani kesepakatan pembelian batu bara, buah tropis, produk turunan kelapa, produk perikanan, makanan, dan minuman serta produk pertanian dengan total nilai transaksi sekitar sekitar Rp8,3 triliun," ujarnya.
CIIE sudah diselenggarakan yang ketiga kalinya. Namun pada tahun ini keikutsertaan Indonesia pada ajang tersebut tidak maksimal karena situasi pandemi.
"Tahun ini, Indonesia tidak datang dengan kekuatan optimal. Namun, perusahaan Indonesia yang bergabung di sini adalah salah satu yang terbaik di bidangnya. Ada perwakilan industri makanan dan minuman, sarang burung walet, agar-agar, perhiasan, kertas, dan produk pertanian seperti kopi," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun.
Ajang yang digelar di National Exhibition and Convention Center (NECC) Shanghai itu diikuti sekitar 500 perusahaan global dengan jumlah pengunjung diperkirakan mencapai 400 ribu orang.
"Penyelenggaraan CIIE tahun ini diharapkan dapat menjadi salah satu katalis bagi bangkitnya perekonomian regional dan global di tengah situasi pandemi," kata Konsul Jenderal RI di Shanghai Deny W Kurnia.
Di sela-sela kegiatan tersebut, Kementerian Perdagangan RI, KBRI Beijing, KJRI Shanghai, dan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) Shanghai mengelar pertemuan bisnis yang diikuti sekitar 200 peserta, baik secara daring maupun luring.
"Performa perdagangan Indonesia dengan Tiongkok pada tahun ini mengalami peningkatan yang sangat baik, dengan semakin turunnya defisit perdagangan sebesar 13 persen dibanding tahun lalu," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan Muhri.
Ia berharap para pengusaha Indonesia bisa memanfaatkan peluang-peluang bisnis secara optimal.
Baca juga: Ratusan WNI yang bekerja di kapal ikan China dipulangkan ke Tanah Air
Baca juga: Peminat Bahasa Jawa di China membeludak, kelas dibatasi
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020