Banda Aceh (ANTARA News) - Lima pejabat Pemerintah Kota Banda Aceh yang sedang studi banding di Belanda tidak bisa pulang menyusul larangan terbang di Eropa akibat debu vulkanik gunung api Eslandia, kata Walikota Banda Aceh, Mawardy Nurdin, di Banda Aceh, Selasa.

"Rencananya mereka sudah kembali ke Banda Aceh Minggu (18/4), namun mereka tidak bisa pulang karena adanya larangan terbang di Eropa," kata Mawardy.

Sejumlah negara di Eropa memberlakukan larangan terbang bagi pesawat-pesawat komersial sejak sepekan terakhir menyusul meletusnya gunung berapi di kawasan Gletser Eyjafjallajokull, Islandia.

Larangan terbang diberlakukan karena kekhawatiran abu vulkanik berupa campuran partikel batu, pasir, dan kaca di atmosfer Eropa merusak mesin pesawat.

Kelima pejabat pemda yang terjebal itu adalah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh Reza Fahlevi, Kepala Bappeda Banda Aceh, Bahagia, pejabat di Bappeda Banda Aceh, Santi Melvita dan pejabat di Sekretariat Kota Banda Aceh, Muhammad Ridha.

Mereka berada di Eropa atas undangan Pemerintah Kota Apeldoorn, Belanda, sejak awal April lalu, untuk belajar meningkatkan kapasitas pelayanan publik, rencana dan penataan kota, tata kelola keuangan dan sebagainya. Undangan adalah bagian dari kerjasama Pemko Banda Aceh dengan Kota Apeldoorn.

"Selama di Eropa, semua biaya ditanggung pihak pengundang, termasuk selama mereka belum bisa kembali. Namun begitu, saya berharap mereka secepatnya kembali, sehingga tidak mengganggu tugas pelayanan publik," katanya.

Menurut Mawardy, pemerintah Kota Apeldoorn sedang mengupayakan pemulangan mereka dengan mencari jalur penerbangan alternatif

"Informasi ini saya terima dari Herman Meier, staf ahli Wali Kota Apeldoorn yang ditempatkan di Banda Aceh. Mungkin, mereka sudah berada di Banda Aceh, Jumat malam," kata Mawardy. (*)

KR.HSA*H011/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010