Caracas (ANTARA News) - Venezuela, Senin, memulai peringatan 200 tahun kemerdekaannya, saat kelompok oposisi mengecam negara demokrasi di bawah pemerintahan pemimpin kiri yang dituding penghasut Hugo Chavez.
Pesawat tempur China K-8 dan Sukhoi-30 Rusia yang belum lama diperoleh saling bertukikan di angkasa, dalam suatu parade militer di Caracas, saat tentara dari Aljazair, Belarusia, Bolivia, Brazilia, China, Kuba, Libya dan Nikaragua bergabung di lapangan tersebut.
Dengan diapit oleh sekutu utamanya Presiden Kuba Raul Castro dan Presiden Bolivia Evo Morales, Chavez, yang mengenakan seragam militer dan mengenakan baret merah, bergabung dengan para jenderal dalam memuji revolusi sosialisnya.
Tak satupun pemimpin oposisi Venezuela yang diundang menghadiri upacara itu.
"Lebih dari itu, Venezuela tidak akan menjadi koloni `yankee` ataupun koloni siapapun. Saat bagi kemerdekaan kami yang sebenarnya telah tiba, telah berjalan selama 200 tahun," kata pemimpin Venezuela tersebut, yang memperbarui pidato anti-Amerikanya.
Chavez sebelumnya meletakkan karangan bunga di kuburan pejuang kemerdekaan Simon Bolivar, dalam upacara di hadapan para pemimpin kawasan itu yang bersimpati kepadanya, di National Pantheon, Caracas.
Patriot Venezuela, Bolivar, membebaskan bangsa Amerika Selatan dari kekuasaan kolonial Spanyol setelah mendeklarasikan negaranya seagai negara merdeka dan berdaulat.
Chavez sangat memuji Bolivar dan bahkan menamakan negaranya sebagai Republik Bolivaria Venezuela, setelah dia mengambil kekuasaan pada 1999.
Upacara peringatan 19 April 1810 yang mewah itu dilakukan ketika dewan kotapraja Caracas pertama memimpin satu gerakan yang berhasil menumbangkan gubernur Spanyol.
Venezuela pada akhirnya mencapai kemerdekaannya pada 24 Juni 1821.
Presiden Argentina, Nikaragua dan Republik Dominika juga bergabung dalam upacara peringatan itu, sedangkan Presiden Ekuador Rafael Correa tiba setelah menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) para pemimpin kiri kawasan tersebut.
Perdana menteri dari negara-negara Karibia, yakni dari Dominika, Antigua dan Bermuda serta Saint Vincent dan Granada juga hadir dalam perhelatan itu.
Sementara itu, kelompok oposisi Venezuela -- yang berkumpul di bawah koalisi politik Meja untuk Persatuan Demokratik (MUD) -- memperingatkan bahwa 11 tahun pemerintahan Chavez telah "mempromosikan perpecahan dan konfrontasi" di kalangan masyarakat Venezuela, dan sajak lama membayangi seluruh cita-cita negara.(H-AK/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010