Sleman (ANTARA) - Jumlah pengungsi erupsi Gunung Merapi di Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan bertambah menjadi 203 orang setelah pada Selasa (10/11) malam ada empat orang yang masuk ke barak pengungsian Glagaharjo.
"Sampai tadi malam pengungsi di barak pengungsian Glagaharjo ini menjadi 203 orang, setelah ada penambahan empat orang, " kata Panewu (Camat) Cangkringan Pramono di barak pengungsian Glagaharjo, DIY, Rabu.
Menurut dia, pada awal pengungsian, terdapat 164 warga Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo yang mengungsi, kemudian bertambah menjadi 185 orang.
"Kemudian hari ketiga 198 dan tadi malam hari keempat menjadi 203 orang pengungsi," katanya.
Baca juga: Pengungsi erupsi Merapi di Sleman butuh masker medis
Menurut dia, dari data yang masuk kebanyakan penambahan dari pengungsi dewasa. Pengungsi dewasa ini sebenarnya bukan kelompok rentan yang wajib mengungsi.
"Namun mereka ikut mengungsi barangkali menemani kakek/neneknya, menemani anaknya atau penduduk dewasa yang merasa khawatir karena punya trauma erupsi Merapi 2010," katanya.
Ia mengatakan, untuk kebutuhan logistik pengungsi masih mencukupi dan belum ada permasalahan berarti.
"Tadi sudah kami cek untuk logistik, bahan pangan sangat aman, kemudian untuk peralatan mandi dan kebutuhan sehari-hari semua sudah tersedia di gudang logistik," katanya.
Pramono mengatakan, untuk peralatan protokol kesehatan COVID-19 juga sudah memadai seperti tempat cuci tangan, sabun cuci tangan, skat antarpengungsi dan lainnya.
"Hanya saja yang paling mendesak adalah masker medis, agar setiap hari pengungsian bisa ganti masker. Karena kalau masker kain, pengungsi lansia akan kesulitan ganti tiap tiga jam dan mencucinya," katanya.
Baca juga: Gubernur DIY tinjau lokasi barak pengungsian erupsi Gunung Merapi
Baca juga: Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava sejauh 700 meter
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020