Trade Expo Indonesia yang dilakukan secara virtual tiga dimensi ini merupakan terobosan yang sangat baik, mengingat banyak pelaku usaha saat ini tidak dapat bepergian untuk melakukan transaksi dagang maupun investasi

Jakarta (ANTARA) - Di tengah pandemi COVID-19, pemerintah RI terus berupaya mendorong ekspor barang dan jasa ke Jepang, salah satunya melalui Trade Expo Indonesia (TEI) yang diselenggarakan secara virtual pada 10-16 November 2020.

KBRI Tokyo turut berpartipasi dalam pembukaan pameran virtual tersebut dengan melakukan penandatangan kontrak dagang dan investasi senilai lebih dari 321 juta dolar AS (sekitar Rp4,5 triliun) untuk produk kertas, makanan, kopi, serta investasi di bidang pengolahan limbah sawit.

Trade Expo Indonesia yang dilakukan secara virtual tiga dimensi ini merupakan terobosan yang sangat baik, mengingat banyak pelaku usaha saat ini tidak dapat bepergian untuk melakukan transaksi dagang maupun investasi,” ujar Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo Tri Purnajaya melalui keterangan tertulis, Rabu.

Akibat COVID-19, banyak pameran di Jepang pada tahun ini harus dibatalkan, termasuk diantaranya Fondex 2020 yang merupakan pameran makanan minuman terbesar di Negeri Sakura.

Namun, selama masa pandemi, penjualan produk makanan dan minuman di Jepang justru mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 200 persen year-on-year, yang dilatarbelakangi imbauan pemerintah untuk menyosialisasikan kebiasaan bekerja dari rumah (work from home).

Hal ini menunjukkan perubahan dalam pola konsumsi warga Jepang, terutama saat diberlakukan keadaan darurat pada Maret-Mei lalu.

Pada periode tersebut, penjualan di salah satu supermarket terkemuka di Jepang naik 139 persen dibandingkan tahun lalu, dan impor makanan minuman dari Indonesia di jaringan supermarket tersebut selama masa pandemi naik hingga 30 persen---yang merupakan peralihan pasokan produk yang biasa diimpor dari China.

“Dengan adanya pameran virtual memudahkan importir Jepang dalam memperoleh sumber produk baru, karena pada saat COVID-19 dan pameran di Jepang banyak dibatalkan, para importir sulit memperoleh produk baru dan hanya menggunakan supplier yang ada saja,” kata Tri.

“Padahal kebutuhan akan produk makanan selama masa pandemi semakin meningkat,” ia menambahkan.

Toshihide Nakajima, Chairman dari Mobiol Corporation menyampaikan bahwa pihaknya ingin terus berinvestasi di Indonesia mengingat Indonesia mempunyai sumber daya yang luar biasa yang akan dikombinasikan dengan teknologi yang dimiliki oleh Jepang.

“Apalagi hal ini ditunjang dengan kunjungan Perdana Menteri (Yoshihide) Suga bulan lalu ke Indonesia, sehingga pelaksanaan trade expo ini merupakan momen yang tepat untuk terus mendorong perdagangan dan investasi bilateral RI-Jepang,” kata dia.

Setelah acara penandatanganan kontrak dagang dan investasi, pemerintah Indonesia melalui KBRI Tokyo memberikan apresiasi berupa Ambassador Award 2020 kepada tiga pelaku usaha di Jepang yaitu APP Japan Limited, Sariraya Co. Ltd., dan Mobiol Corporation untuk tiga kategori yaitu kategori perusahaan yang mengimpor produk yang mendukung program berkelanjutan dan dalam jumlah besar dalam beberapa tahun terakhir, kategori perusahaan yang mendorong peningkatan ekspor bagi sektor UMKM Indonesia, dan kategori perusahaan yang melakukan investasi dan inovasi di bidang lingkungan.

Berdasarkan catatan KBRI Tokyo, total perdagangan RI-Jepang pada periode Januari-Agustus 2020 mencapai 16,21 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Jepang sebesar 8,86 miliar dolar AS sedangkan impor Indonesia dari Jepang sebesar 7,34 miliar dolar AS.

Indonesia menikmati surplus perdagangan dengan Jepang senilai 1,52 miliar dolar AS pada periode tersebut, atau naik 511 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019 dengan surplus perdagangan Indonesia dari Jepang senilai 248,5 juta dolar AS.


Baca juga: KBRI Stockholm dorong peningkatan ekspor sepeda ke Swedia

Baca juga: Forum bisnis Indonesia-Amerika Latin hasilkan transaksi Rp1 triliun

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020