Padang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Padang, Provinsi Sumbar mengibarkan bendera setengah tiang selama seminggu, pada kantor Satpol di pemerintah kota itu, sebagai bentuk keprihatinan atas tragedi berdarah di Tanjung Priok, Rabu (14/4).

"Bagian rasa keprihatinan tersebut, Pemko Padang juga menyamapaikan belangsungkawa yang dalam pada tiga anggota Satpol PP dan warga setempat yang meninggal dan luka-luka di Tanjung Priok," kata Kepala Bidang Humas Richardi Akbar, S. Sos, kepada ANTARA, Senin.

Tragedi berdarah warga Koja Tanjung Priok Jakarta Utara, itu terjadi karena mempertahankan Makam Habib Hasan Al Haddat (Mbah Priok). Bentrokan tersebut mengakibatkan tiga petugas Satpol PP tewas, serta korban luka hingga mencapai 134 orang terdiri dari anggota polisi sebanyak 10 orang, Satpol PP (69 orang) dan warga (55 orang).

Warga juga membakar sedikitnya 46 unit kendaraan milik Satpol PP dan Polri termasuk truk kendaraan berat saat menertibkan bangunan liar di sekitar makam Mbah Priok.

Menurut, Richardi, Walikota Padang Fauzi Bahar, menyesalkan pristiwa berdarah tersebut yang seharusnya tidak akan terjadi bila kedua belah pihak saling memahami tugas dan fungsi masing- masing.

"Untuk itu ke depan diharapkan anggota Satpol PP lebih percaya diri lagi dan masyarakat jangan sampai bertindak anarkis hingga menelan korban jiwa," katanya.

Sebagai anggota Satpol. PP tantangan yang dihadapi di lapangan merupakan tanggungjawab yang harus dilaksanakan. Memang begitulah seorang penegak hukum dan pembela Negara, harus senantiasa loyal dengan beban tugas yang dihadapi di lapangan.

Akan tetapi, sebagai abdi negara dan abdi masyarakat di era reformasi dan demokratisasi adanya tantangan yang amat berat, apalagi bagi Satpol. PP yang berperan sebagai penegak Perda/hukum di wilayahnya.

"Ke depan Satpol. PP jangan ciut nyalinya menghadapi tantangan, untuk itu agar lebih mempersiapkan diri lagi, baik fisik maupun mental, karena tugas- tugas negara makin berat," katanya.

Peristiwa yang terjadi di Tanjung Priok tersebut, hendaknya dijadikan sebagai masukan untuk lebih menyiapkan diri lagi dalam melaksanakan tugas.

Seperti disampaikan Raichardi, Walikota Padang juga mengingatkan masyarakat agar jangan berbuat anarkis serta jangan mudah terpancing melakukan hal-hal yang melanggar aturan, apalagi sampai jatuh korban jiwa.

"Aparat negara adalah pelindung dan pengayom masyarakat dan tidak mungkin akan berbuat merugikan kepentingan masyarakat. Karena itu jika ada masalah, antara masyarakat dan pemerintah harus saling memahami tanggungjawab Pol PP dan jangan terpancing untuk melakukan hal- hal yang merugikan bangsa dan negara," katanya.

Terhadap Satpol PP Padang, Fauzi mengharapkan agar petugas penegak Perda itu terus menempa diri, dan memahami aturan yang berlaku, menyiapkan mental dan pisiknya.

Sebagai Pembina Satpol PP Padang, kata Fauzi, diharapkan Satpol PP tetap tegar, dan begitu juga masyarakat agar memahami tugas dan fungsi yang diemban Satpol. PP.

"Jalinan kerjasama dan saling pengertian antara masyarakat dengan Satpol. PP harus dikembangkan, sehingga beban tugas Satpol. PP tidak disalahartikan," katanya. (F011/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010