Jakarta (ANTARA News) - Beberapa peneliti menemukan cara untuk memeriksa darah untuk mengetahui sel yang menyebarkan kanker dan mengatakan mereka mungkin dapat menggunakan metode tersebut untuk meramalkan kanker seseorang yang akan kambuh setelah pengobatan.

Tim dari Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital menggunakan bantuan dari satu kelompok nir-laba untuk melakukan ujicoba tersebut, yang mereka lakukan pada contoh dari 20 pria yang menderita kanker prostat.

Mereka menemukan sel tumor yang beredar pada semua pasien tumor yang tak tak menyebar, kanker tingkat rendah dan pada pasien yang kelenjar prostat mereka diangkat tiga bulan sebelumnya.

"Ini semua adalah kelompok pasien yang biasanya di dalam tubuh mereka tak ditemukan sel tumor yang beredar, jadi itu memberi kami sangat banyak keterangan mengenai resiko yang mereka hadapi," kata Sunithat Nagrath dari Harvard, yang memimpin studi itu, sebagaimana dikutip kantor berita Inggris, Reuters.

"Apakah semua pasien ini lebih rentan terhadap kambuhnya penyakit mereka?" ia mempertanyakan dalam satu taklimat selama pertemuan American Association for Cancer Research.

Ia mengatakan timnya akan mengikuti perkembangan pasien tersebut untuk melihat apakah tumor itu kambuh lagi pada pasien yang memiliki sel kanker yang beredar.

Percobaan semacam itu juga mungkin pada suatu hari berfungsi sebagai pemeriksaan darah bagi kanker prostat selain PSA atau pemeriksaan prostate specific antigen, yang mencari protein yang hanya dibuat oleh sel prostat dan yang dapat menunjukkan kanker.

Nagrath mengatakan pemeriksaan timnya dapat mendeteksi 200 sel tumor yang beredar dari satu sendok teh darah yang diambil dari seorang pasien kanker.

Kanker prostat adalah kanker pembunuh utama bagi pria setelah kanker paru-paru. Namun itu seringkali merupakan penyakit yang berkembang secara lamban dan para dokter tak yakin pria mana yang memiliki jenis kanker paling mematikan dan pria mana yang paling mungkin kankernya menyebar atau kambuh.

Para peneliti tersebut mencari sel tumor yang beredar di dalam darah satu hari dan sembilan hari setelah semua pria itu menjalani pengangkatan prostat, dan kemudian melakukannya lagi lebih dari tiga bulan kemudian.

Mereka menemukan sel pada 42 persen pasien, dan pada 64 persen pasien dengan kanker prostat tingkat lanjutan.

Sel tersebut tak dapat ditemukan segera setelah operasi tapi muncul kembali pada beberapa pasien.

Nagrath mengatakan akan penting untuk mengikuti perkembangan pria tersebut untuk melihat seberapa baik kondisi mereka dan apakah pasien dengan lebih banyak sel yang beredar menghadapi kondisi yang lebih buruk.

Ia juga mengatakan ujicoba itu mungkin bermanfaat untuk memantau pasien yang disebut sasaran terapi, yang mempengaruhi sel kanker dengan mutasi genetika khusus tertentu.

"Dengan pemeriksaan darah anda dapat mengambil contoh dari pasien setiap hari untuk melihat apakah genotipenya berubah," kata Nagrath.Lembaga amal "Stand Up To Cancer" membiayai percobaan tersebut.(C003/S018)

Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010