Padang (ANTARA) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat memberikan enam rekomendasi upaya pemulihan ekonomi Sumbar yang terkontraksi dalam dua triwulan terakhir akibat pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).

"Sumatera Barat mengalami resesi, dalam dua triwulan terakhir ekonomi Sumbar tumbuh negatif, triwulan II 2020 minus 4,90 persen dan triwulan III sedikit membaik jadi minus 2,87 persen," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan hal itu pada diseminasi laporan perekonomian Sumatera Barat dengan tema Membangun Kekuatan Ekonomi Kreatif Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sumbar pasca COVID-19.

Menurut dia solusi pemulihan ekonomi Sumbar pertama jangka pendek adalah membuka kembali aktivitas ekonomi baik di pusat perbelanjaan, hotel, restoran, tempat rekreasi dengan penerapan protokol COVID-19 yang ketat.

"Ini tidak ada pilihan karena Sumbar tidak mungkin lagi melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar karena akan semakin menjatuhkan perekonomian," kata dia.

Kemudian memberikan bantuan pemberdayaan usaha mikro dan kecil yang terdampak COVID-19 melalui optimalisasi dana CSR, program sosial berbagai lembaga hingga penyaluran dari lembaga ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf).

Selanjutnya mengakselerasi penyaluran dana pemulihan ekonomi nasional dan belanja daerah secara keseluruhan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota pada triwulan IV 2020.

"Berikutnya optimalisasi penyaluran dana simpanan pemerintah di Himpunan Bank Negara untuk pembiayaan UKM di Sumbar," kata dia.

Ia menyebutkan ada sekitar Rp30 triliun dana pemerintah yang disimpan di bank dan ini menjadi tantangan bagi perkembangan untuk menyalurkan kredit.

Lalu mempertahankan proyek investasi besar di Sumbar yang saat ini masih berjalan seperti ruas tol trans Sumatera, stadion utama dan lainnya.

Tidak banyak proyek investasi yang masih berjalan, pembangunan jalan tol trans Sumatera dananya cukup besar dan dapat menahan laju pertumbuhan ekonomi Sumbar, katanya.

"Kemudian mengembangkan digitalisasi UKM, inovasi produk hingga strategi pemasaran," ujarnya.

Ia berharap UKM harus sudah membiasakan diri menggunakan teknologi digital karena tidak ada pilihan lain.

Sementara Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengakui pandemi berdampak betul kepada ekonomi Sumbar.

"Apalagi saat pemberlakuan PSBB orang dilarang keluar rumah, ekonomi jadi minus dan berkurang," ujarnya.

Irwan mengatakan setelah Juli 2020 pihaknya membuka kembali semua aktivitas ekonomi mulai dari hotel, restoran pusat perbelanjaan destinasi wisata dengan penerapan protokol COVID-19.

Untuk pelayan hotel, destinasi wisata hingga pelayan rumah makan dan restoran diwajibkan tes usap yang difasilitasi pemprov untuk memastikan sehat dan tidak menularkan COVID-19, kata dia.

Ia berharap ekonomi harus tetap berjalan dan tidak boleh kalah dan menyerah dengan pandemi dan harus tetap berjuang.


Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020