Tangerang (ANTARA News) - Kepergian si bungsu Yopi Hermawan (17), korban tertabrak pesawat latih di landasan pacu Bandara Budiarto, Kabupaten Tangerang, Banten, membawa pilu bagi keluarga.

"Keluarga tidak dapat membayangkan rasa sedih, yang tersisa sekarang hanya pilu atas kepergian si bungsu Yopi," kata Nia Kurnia (32) kakak korban ditemui di Tangerang, Senin.

Dia mengatakan, tidak ada firasat lain menjelang ajal menjemput adiknya bahwa kondisi tubuh sangat sehat dan selalu ceria.

Namun tiba-tiba ada kabar bahwa adiknya menghembuskan nafas terakhir akibat tertabrak pesawat latih milik Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) itu.

Korban adalah anak bontot dari enam bersaudara pasangan Sahata (60) dan Hj Ujuk (55) warga Kampung Kemuning RT 04/01 Desa Serdang Wetan, Kecamatan Legok, Tangerang.

Sebelumnya dua pengendara sepeda motor, masing-masing Yopi Hermawan (17) dan Azzumar (22), tewas tertabrak pesawat latih di landasan pacu Bandara Budiarto Curug, Tangerang.

Kedua korban yang berboncengan sepeda motor ketika melintas di landasan tiba-tiba tertabrak pesawat latih milik STPI ketika hendak mendarat.

Yopi merupakan siswa kelas I SMK Bakti Adindya jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan Azzumar adalah karyawan toko swalayan di Legok, Tangerang.

Sedangkan Yopi mengendarai sepeda motor bernomor polisi B-3924-NDQ melewati bagian selatan landasan pacu saat kejadian.

Kedua korban menghembuskan nafas terakhir setelah pesawat latih Tobago seri TB-10 dengan nomor registrasi PK-AGU itu dengan instruktur penerbang Tesa Ariputra dan taruna Sephazka Abdilah (19) menghantam mereka.

Menurut rencana Yopi akan dikuburkan di pemakaman umum Kampung Kemuning, Desa Serdang Wetan, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Selasa (20/4) pagi.

Nia mengatakan, kedua orang tuanya telah ikhlas melepas kepergian Yopi. Sebelumnya sempat menangis tanpa henti setelah mendapatkan laporan anak tewas.

Malam ini, katanya, keluarga akan mengundang para tetangga melakukan tahlilan selama tiga hari untuk mendoakan korban.

(U.A047/E001/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010