Sekretaris Jenderal memberi ucapan selamat kepada rakyat Amerika Serikat karena telah merayakan pesta demokrasi saat pemilihan presiden pekan lalu. Ia (Guterres, red) juga mengucapkan selamat untuk presiden dan wakil presiden
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres memberi selamat kepada presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, beserta wakil presiden terpilih Kamala Harris, serta menyampaikan kemitraan AS dan PBB merupakan salah satu pilar penting yang harus dipertahankan.
Ucapan selamat itu disampaikan oleh Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric, saat jumpa pers rutin di markas PBB New York, Senin (9/11), yang informasinya diterima di Jakarta, Selasa.
"Sekretaris Jenderal memberi ucapan selamat kepada rakyat Amerika Serikat karena telah merayakan pesta demokrasi saat pemilihan presiden pekan lalu. Ia (Guterres, red) juga mengucapkan selamat untuk presiden dan wakil presiden," kata Dujarric membacakan pernyataan Guterres.
Hasil hitung cepat yang digelar sejumlah lembaga survei dan media di AS pekan lalu menunjukkan Joe Biden memperoleh 270 suara elektoral, syarat yang ia perlukan untuk mengamankan kursi presiden AS. Sementara itu, lawannya dari petahana, Presiden Donald Trump mendapatkan 214 suara elektoral.
Terpilihnya Biden pun disambut banyak pihak, khususnya PBB, yang berharap pemimpin baru AS itu dapat membatalkan sejumlah kebijakan Trump yang mengeluarkan AS dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pakta perubahan iklim dunia, Perjanjian Paris.
Oleh karena itu, lewat pernyataannya yang dibacakan Dujarric, Guterres menegaskan kemitraan AS dan PBB merupakan "pilar penting kerja sama internasional, yang saat ini dibutuhkan demi mengatasi tantangan dunia yang dihadapi bersama saat ini".
Tidak hanya Guterres, Presiden Majelis Umum PBB, Volkan Bozkir, juga berharap Biden dapat mempererat ikatan antara AS dan PBB yang sempat renggang selama pemerintahan Trump.
Ia menyebut Biden memiliki sejarah panjang mendukung kerja-kerja PBB.
"Saya menanti hubungan AS dan PBB yang kian dalam dan kerja-kerja bersama kita nantinya untuk dunia yang lebih aman dan sejahtera," kata Bozkir lewat unggahannya di media sosial Twitter.
Sementara itu, Kepala UN Women, Phumzile Mlambo Ngcuka menyebut terpilihnya Biden dan Kamala Harris sebagai "momen yang memberi semangat bagi seluruh pihak".
Ngcuka mengatakan terpilihnya Harris sebagai perempuan pertama yang mengisi kursi wakil presiden AS jadi momen istimewa bagi seluruh perempuan di dunia, terutama untuk kelompok warga kulit bewarna mengingat ia lahir dari orang tua yang berasal dari India dan Jamaika.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi, lewat unggahannya di Twitter, juga menyambut baik terpilihnya Biden sebagai presiden AS. Direktur Jenderal Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) turut menyampaikan ucapan selamat.
Keduanya berharap pemerintah AS yang baru dapat ikut serta mengatasi problem pengungsi baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia.
Tim transisi Biden dan Harris, lewat laman resminya, "buildbackbetter.com" menegaskan saat keduanya mulai menjabat pada Januari 2021, AS akan kembali bergabung dalam Perjanjian Paris.
"Ia (Biden, red) tidak hanya kembali memasukkan AS dalam Perjanjian Paris -- ia akan berbuat lebih banyak lagi untuk mengatasi dampak perubahan iklim," kata Tim Transisi Biden dan Harris.
Baca juga: Terpilihnya Joe Biden, Pengamat: Indonesia jadi mitra terdekat
Baca juga: Kamala Harris dobrak batasan sebagai wakil presiden AS selanjutnya
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020