Jakarta (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (Hipmi Jaya) menilai stimulus pemerintah mengenai perpajakan dan restrukturisasi pinjaman dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) membantu pengusaha bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Restrukturisasi, perpajakan, dan juga dari pemotongan pemotongan biaya-biaya lain oleh pemerintah yang terkait dengan kegiatan usaha kami khususnya dampak stimulus cukup besar," ujar Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Hipmi Jaya, Afifuddin Suhaeli Kalla dalam diskusi daring yang diselenggarakan BNPB di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan stimulus itu penting bagi pengusaha agar dapat bertahan karena pandemi COVID-19 membuat aktivitas bisnis berhenti dan mempengaruhi rencana bisnis.
"Jadi kita harus menata ulang bisnis proses dan juga bisnis planning yang tadinya 2020 lumayan optimis, harus bergeser semua kita pindahkan ke 2021," ucapnya.
Dalam kesempatan sama, Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP Hipmi, Ajib Hamdani mengatakan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk membantu anggota Hipmi yang mengalami mengalami kesulitan modal dalam menjalankan usahanya.
"Yang kita temui di lapangan bahwa rekan-rekan kesulitan permodalan ketika mereka akan memulai kembali untuk memutar bisnisnya, sehingga kemudian ini dijadikan carikan jalan tengah Hipmi bekerja sama dengan bank himbara memberikan kemudahan-kemudahan kredit bagi anggotanya terutama UKM," ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya berupaya menjaga perkembangan UKM agar tidak lebih tertekan akibat pandemi.
"Sekitar 70 persen anggota Hipmi merupakan pelaku usaha yang masuk dalam kategori UKM. Mengacu pada UU Nomor 20 Tahun 2008, kriteria UKM yakni modal sampai dengan Rp10 miliar," katanya.
Ia mengharapkan pemerintah pusat dan daerah dapat bekerja sama dengan Hipmi dalam mengoptimalkan program pemulihan ekonomi nasional agar efektif di lapangan yang akhirnya mempercepat perbaikan ekonomi.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020