Jambi (ANTARA) - Seorang bintara polisi di Jambi yang berpangkat Brigadir kepala (Bripka) Desri Iswandi oleh warga sekitar dianggap 'pahlawan' karena usaha keras dan upaya dirinya mengaktifkan kembali sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di kawasan Talang Bakung, Kecamatan Pal Merah, Kota Jambi.
"Awalnya sekolah untuk anak berkebutuhan khusus bernama 'Bina Insani' ini sempat tutup selama tiga bulan lamanya, dan karena keinginan dari wali murid meminta agar dibuka kembali, maka saya memberanikan diri sekuat tenaga untuk mengaktifkan dan membuka kembali sekolah tersebut dan sampai saat ini sekolah terus buka," kata Desri Iswandi, di Jambi Selasa.
Sekolah yang terletak di kawasan Talang Bakung, Kecamatan Pal Merah, Kota Jambi, dengan nama Yayasan Bina Insani sekaligus sekolah bagi anak berkebutuhan khusus ini berada, dulunya rusak parah dan tidak dapat digunakan untuk aktivitas belajar dan mengajar karena keterbatasan kemampuan dan fisik siswa saat pandemi.
Namun kini, Yayasan Bina Insani kembali beraktivitas seperti sedia kala. Senyum manis dan semangat belajar kembali muncul dari para siswa di yayasan ini.
Baca juga: Siswa SMALB Tulungagung antusias ikuti pembelajaran tatap muka
Baca juga: Yogyakarta ingin tambah sekitar 20 sekolah inklusi hingga 2022
Bukan secara instan, yayasan Bina Insani tersebut kembali aktif berkat perjuangan dan kegigihan seorang anggota Polisi yang berdinas di Polda Jambi Desri Iswandi.
Meski berpangkat Brigadir Kepala, anggota polisi ini berjuang untuk menghidupkan kembali yayasan tersebut. Berawal dari mendengarkan keluh kesah para orang tua siswa serta pengajar karena tidak dapat belajar dan mengajar saat pandemi COVID-19.
"Awalnya Bina Insani ini sempat tiga bulan tutup, karena keinginan dari wali murid agar dibuka kembali akibat dengan sistem belajar via daring (online) tidak bisa mereka lakukan, harus bertemu dan sistem belajar harus di sekolah," kata Bripka Desri Iswandi mengisahkan perjuangannya menghidupkan yayasan Bina Insani.
Atas dasar itu, Bripda Desri Iswandi kemudian menyisihkan sedikit demi sedikit gajinya untuk membangun sekolah tersebut. Dan ternyata situasi di sekolah ini tidak layak untuk tempat belajar hal itu yang membuat saya tersentuh mengubah Bina Insani hidup kembali dan proses belajar normal kembali.
Keinginannya hanya satu, dirinya menginginkan anak-anak tersebut bisa meraih cita-citanya dan bahkan dirinya juga mengabdikan diri sebagai pengajar dan terapis di sekolah tersebut. "Karena sifat anak-anak istimewa ini berbeda beda dan saya harus mengikuti kriteria mereka sampai mereka bisa layak sekolah di regular nanti."
Apa yang dilakukan oleh Bripka Desri Iswandi diapresiasi oleh pimpinan Yayasan Bina Insani, Edi Purnomo. "Alhamdulillah, kita berterima kasih atas hadirnya beliau. Kita hampir putus asa. Sudah tiga bulan tidak ada aktivitas kemudian beliau hadir, kemudian semua bisa digunakan dengan alat yang dibelikan sangat menunjang kegiatan yang ada di sini," kata Edi.
Yayasan ini kemudian mengajak dirinya agar ikut mengajar disela waktu kosong dan di luar jam dinasnya.
"Awalnya beliau pun saya ajak ikut serta dalam mengajar dan mungkin kalau di kepolisian itu tantangannya berbeda, jadi kita lihat polisi itu sabarnya sampai dimana, tetapi Alhamdulillah beliau bisa mengikuti dan menjadi terapis dan beberapa anak yang dia pegang dengan singkat berhasil dididik, kata Edi Purnomo.
Kerja keras dan niat Bripka Desri Iswandi untuk mengabdi tersebut sudah menemukan hasil. Sekolah itu kini sudah melanjutkan aktivitas belajar mengajar dan dengan protokol kesehatan COVID-19.*
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020