Jakarta (ANTARA News) - Saham industri pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin pada pembukaan pasar dilanda aksi lepas oleh pelaku pasar, menyusul merosotnya saham-saham AS, akibatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan cukup tajam.
Indeks BEI tuurun 1,36 persen atau 39,856 poin menjadi 2.839,142 poin dan indeks LQ-45 berkurang 8,261 poin atau 1,49 persen menjadi 549,144 poin.
Analis PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah di Jakarta, Senin mengatakan, perdagangan saham di BEI didominasi aksi jual saham terutama terhadap saham pertambangan setelah beberapa waktu lalu menguat.
Saham pertambangan seperti Medco terjual sebanyak 3,75 juta dengan nilai Rp10.93 miliar pada kurs akhir Rp2.925 atau turun Rp100 per unit, dan saham Industri Nikel, Inco berpindah tangan sebanyak 5,25 juta saham dengan nilai Rp25,72 miliar dengan kurs turun Rp175 menjadi Rp4.925.
Namun saham industri perbankan seperti BRI juga terkoreksi sebesar Rp100 menjadi Rp8.050 per saham dan terjual sebanyak 3,11 juta dengan nilai Rp24,93 miliar.
Alfiansyah mengatakan, aksi lepas saham itu juga terpicu oleh melemahnya bursa saham Wall Street, AS yang diikuti bursa regional, sehingga tekanan negatif pasar makin kuat.
Meski demikian, peluang indeks untuk kembali di atas angka 2.900 poin masih tetap terbuka, katanya.
Indeks BEI, lanjut dia sempat mencapai angka 2.900 poin bahkan bisa menembus angka 3.000 poin, namun untuk menuju ke sana terlihat agak sulit, meski aliran dana asing ke pasar tetap berlanjut.
"Kami optimis indeks masih tetap berpeluang untuk berada di level 3.000 poin, namun memerlukan waktu untuk bisa mencapai angka tersebut," katanya.
Saham-saham lain yang juga terpuruk yaitu Astra Agro Lestari melemah Rp350 menjadi Rp23.500, saham United Tractor turun Rp300 menjadi Rp19.150, dan saham Bukit Asam merosot Rp300 menjadi Rp17.650 dan saham Astra Internasional berkurang Rp250 menjadi rp42.650.
(CS/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010