Singapura (ANTARA News) - Harga minyak jatuh di bawah 82 dolar AS di perdagangan Asia, Senin, yang memperpanjang kerugian pekan lalu ketika pasar keuangan terhuyung-huyung terkena dampak tuduhan pelanggaran terhadap ikon Wall Street Goldman Sachs.
Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Mei, turun 1,49 dolar AS menjadi 81,75 dolar AS per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.
Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juni merosot 1,11 dolar AS menjadi 84,88 dolar AS per barel, kata para analis .
"Pasar minyak bereaksi terhadap berita mengenai tuduhan pelanggaran terhadap Goldman Sachs yang diajukan Amerika Serikat pekan lalu," kata Victor Shum, analis pada konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.
"Jika kita memperhatikan pasar modal Asia... seluruhnya saya dapat lihat tinta merah. Pasar keuangan masih menderita dari kegagalan dengan adanya tuduhan terhadap Goldman dan minyak mentah bereaksi terhadap itu," kata Shum kepada AFP.
Gugatan perdata diajukan oleh Komisi Bursa dan Sekuritas (SEC) Jumat yang menuduh Goldman "menipu investor dengan salah menyatakan dan menghilangkan fakta utama" mengenai produk keuangan yang berbasis sekuritas yang didukung "subprime mortgage".
Sekuritas tersebut merupakan kontributor uatama bagi krisis keuangan yang memuncak pada 2008 karena kebanyakan berisi "mortgage" atau hipotik yang berisiko.
Tuduhan itu dipercaya akan menjadi yang pertama yang dikenakan kepada perusahaan Wall Street untuk tindakan spekulasi atas ambruknya pasar perumahan AS, yang hingga kini masih berjuang untuk bangkit dari krisis keuangan terburuk dalam beberapa dekade.
Pasar saham Asia berjatuhan pada Senin sebagai reaksi atas tuduhan terhadap Goldman, dengan saham Hong Kong anjlok 1,60 persen dalam menit-menit pertama perdagangan.
Saham Jepang juga dibuka lebih rendah Senin, dengan indeks Nikkei-225 yang menjadi acuan kehilangan 172,54 poin, atau 1,55 persen, menjadi 10.929,64, sementara Indeks Straits Times Singapura turun 1,32 persen menjadi 2.967,59 dalam perdagangan pagi.
Namun Shum mengatakan sejumlah investor kemungkinan melihat penurunan harga minyak itu sebagai "kesempatan membeli" dan ini dapat melindungi kejatuhan tersebut.(A023/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010