Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi, melemah 28 poin menjadi Rp9.033-Rp9.043 per dolar dari penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.005-Rp9.015, karena pelaku pasar melepas rupiah menyusul melemah bursa regional.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Senin mengatakan, rupiah melemah terhadap dolar, karena Bank Indonesia (BI) masih berada untuk menekan rupiah agar tidak berlanjut menguat.
"BI tidak menginginkan rupiah berada di bawah angka Rp9.000 per dolar, karena para eksportir produk jualnya di pasar ekspor kurang kompetitif," katanya.
Rupiah, menurut dia juga tertekan oleh melemahnya saham-saham AS yang menekan bursa regional seperti bursa Tokyo dan bursa Hong Kong pada pembukaan pasar melemah.
"Kami optimis tekanan negatif pasar tidak akan berlanjut, karena sentimen positif yang mendorong rupiah agar berada di bawah angka Rp9.000 masih cukup kuat, " ujarnya.
Menurut dia, aliran dana asing yang ditempat di pasar uang domestik, ke instrumen BI, dan obligasi pemerintah masih terus terjadi, karena itu peluang rupiah untuk kembali berada di bawah angka Rp9.000 per dolar masih kuat.
Bahkan aliran dana asing yang sudah terjadi selama tiga bulan hingga Mart 2010 sudah mencapai angka Rp71,9 triliun, katanya.
Jadi, lanjut dia koreksi saat ini hanya sekedar menahan pergerakan rupiah agar tidak dapat melaju hingga jauh di bawah angka Rp9.000 per dolar.
Rupiah sebelumnya sempat mencapai angka di bawah level Rp9.000 per dolar, namun kenaikan rupiah yang terlalu cepat menimbulkan kekhawatiran bahwa daya asing ekspor Indonesia akan melemah.(h-CS/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010