Kabul (ANTARA News/AFP) - Satu tentara asing di Afghanistan, yang bertempur dengan pejuang Taliban, tewas akibat bom di jalan wilayah paling bergolak di negara terkoyak perang itu, kata NATO pada Minggu.
Tentara itu, yang kebangsaannya tak diumumkan, adalah yang ketiga tewas sebagai hasil serangan gaya Taliban dengan peledak rakitan (IED) pada Sabtu, kata pernyataan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO.
Pernyataan itu tidak mengatakan apakah kejadian itu sama dengan yang diumumkan sebelumnya oleh kementerian pertahanan di Belanda bahwa dua tentaranya tewas di propinsi Uruzgan.
Kematian itu menjadikan 165 jumlah tentara asing tewas pada 2010, kata angka kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas hitungan laman mandiri icasualties.org, yang melacak korban perang.
Terdapat 126.000 tentara Amerika Serikat dan NATO di Afghanistan, yang melawan perjuangan sengit gerilyawan di bagian selatan negara tersebut.
Jumlah tentara dari 43 negara itu akan memuncak hingga 150.000 tentara pada Agustus, saat sekutu tersebut berupaya mengahiri cepat perang itu, sehingga pasukan asing dapat mulai ditarik pada tengah 2011.
Sekitar 1.950 tentara Belanda ditempatkan di Afghanistan, dengan 23 tewas sejak tugas Belanda dimulai pada 2006.
Tentara Belanda dijadwalkan ditarik dari Uruzgan pada Agustus dan tuntas pada ahir tahun ini.
Pemerintah Belanda jatuh pada Februari dalam sengketa atas perpanjangan masa tugas di Afghanistan tersebut.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung awab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Banyak di antara tentara itu tewas akibat peledak buatan rumahan IED, yang ditanam pejuang Taliban.
Pada 2009, 108 tentara Inggris tewas di Afghanistan, membuatnya tahun paling mematikan bagi tentara kerajaan itu sejak Perang Malvinas.
Bom rakitan itu, yang ditanam di jalanan, menjadi penyebab sebagian besar kematian tentara asing itu.
IED murah dan mudah dibuat, sebagian besar menggunakan pupuk dan pemicu dari telepon genggam.
Peledak rakitan menjadi "senjata pilihan" Taliban, kata perwira tinggi sandi tentara Amerika Serikat, yang baru-baru ini menyatakan IED merenggut sampai 90 persen jiwa pasukan asing.
Pemimpin tentara menyatakan mencoba mengembangkan cara baru untuk berurusan dengan ancaman IED, tapi mennemukan bahwa Taliban sudah mengubah siasat dengan cepat.
IED biasanya buatan sendiri, yang diledakkan oleh kendali jauh dan sering berserakan di jalan dan jalan raya, yang dipakai tentara asing, khususnya di kubu Taliban di provinsi Helmand dan Kandahar.
Pada 2003, pasukan asing dihantam 81 serangan bom rakitan. Jumlah itu meningkat menjadi lebih dari 72.000 pada 2009, kata pejabat sandi NATO. Itu termasuk bom meledak dan yang ditemukan serta dijinakkan.
Pada 2009, kegiatan Taliban di Afghanistan utara dipusatkan pada jalur pasokan perbekalan, yang dibawa truk dari negara Asia Tengah, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Pada 2010, pasukan asing tergabung dalam ISAF melancarkan Gerakan Gabungan, serangan besar di wilayah Marjah, Helmand, untuk melepaskan cengkeraman kelompok Taliban dan kelompok candu.
(Uu.B002/H-RN/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010