Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Aljazair memberikan tawaran pada nelayan Indonesia untuk menangkap ikan di negara tersebut, kata Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Aji Sularso, di Jakarta, Minggu.
"Aljazair tidak memiliki kemampuan menangkap ikan, mereka tidak ada sejarah hidup sebagai nelayan. Sumberdaya ikan mereka belum tergarap," katanya.
Menurut Aji, kesempatan tersebut baru dapat terlaksana apabila telah ada MoU tingkat menteri kedua negara.
"Kalau sudah ada kerjasama bilateral, nelayan diberikan kuota. Mereka harus mendapat izin dulu sebelum melakukan penangkapan," ujar Aji.
Saat ini pun, menurut dia, sudah banyak nelayan Indonesia yang menangkap ikan di laut internasional secara sporadis.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, mengatakan Aljazair memang ingin melakukan kerjasama dengan Indonesia di sektor pertanian dan perikanan.
Namun, ia mengatakan negara tersebut tidak memiliki nelayan untuk memanfaatkan ikan yang ada di laut dengan garis pantai lebih dari 1.800 kilometer.
Aljazair, lanjut Fadel, bahkan ingin membuat kapal ikan sebanyak 400 unit dari Indonesia. Bahkan Pemerintah negara tersebut melalui Duta Besar Aljazair, Abdelkrim Belarbi, menginginkan Indonesia juga mengirimkan sumber daya manusia yang terlatih di bidang kelautan dan perikanan.
Selain mengimpor kapal, Aljazair juga meminta Indonesia melakukan ekspor hasil perikanan, termasuk ikan hias, lanjutnya.
Permintaan kerjasama di sektor kelautan dan perikanan ini, menurut Fadel, dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk ke pasar perikanan di Timur Tengah dan Eropa.
"Kita akan siapkan empat bulan bentuk-bentuk kerjasamanya. Tapi yang penting mereka mau membuka pasar untuk kita di sana, ekspornya akan besar," ujar Fadel.
(V002/A027/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010