Kabul (ANTARA News/AFP) - Lebih dari 100 orang, termasuk puluhan warga sipil, tewas dalam kekerasan terkait perang tanpa henti di Afghansistan melawan gerilyawan Taliban dalam sepekan terakhir, menurut pemerintah, Ahad.
Kementerian dalam Negeri telah mendaftar sekitar 144 insiden terkait-kekacauan -- sebagian besar serangan bom di tepi jalan dan gerilyawan -- dari 11-18 April, jelas jurubicara Zemarai Bashary.
Seluruhnya 117 orang -- 36 dari mereka warga sipil, 20 polisi dan lebih dari 60 gerilyawan -- tewas dalam insiden itu, ujarnya pada wartawan.
Seratus warga sipil yang lain, 39 pejabat polisi dam lebih dari 12 gerilyawan, terluka dalam serangan-serangan tersebut.
Menurut dia, sebagian besar dari gerilyawan itu tewas dalam operasi oleh pasukan Afghanistan dan internasional terhadap gerilyawan yang memiliki hubungan dengan Taliban di provinsi Baghlan di bagian utara Afghanistan yang bergolak.
Dalam periode yang sama, sembilan tentara Barat, bagian dari penggelaran militer internasional di bawah NATO dan AS, juga tewas, menurut hitungan AFP berdasar situs Internat icasualties.org yang melacak korban tewas tentara koalisi.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan AS sekarang ini mengerahkan 126.000 tentara untuk memerangi gerilyawan, dengan jumlah itu direncanakan akan mencapai puncaknya sebanyak 150.000 personil pada Agustus yang akan datang.
Presiden AS Barack Obama telah menyatakan ia ingin mulai mengurangi tentara AS dari pertengahan tahun depan, sebanyak pengerahan baru yang ditujukan untuk melatih pasukan militer dan polisi Afghanistan yang akan menerima tanggungjawab atas keamanan.
Korban di antara polisi telah tinggi dibandingkan dengan militer, karena mereka sering dikerahkan sebagai pasukan paramiliter di wilayah-wilayah yang bergolak.
Bashary dari Kementerian dalam Negeri mempertalikan korban tewas polisi yang tinggi itu dengan kurangnya sumber, termasuk senjata.
"Di sejumlah tempat, senjata Taliban lebih baik ketimbang senjata polisi," keluhnya.
(Uu.S008/B002/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010