Medan (ANTARA) - Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Medan, Arief Sudarto Trinugroho mendukung pengembalian fungsi Lapangan Merdeka Medan sebagai cagar budaya, dan ruang terbuka hijau yang memiliki nilai sejarah kemerdekaan di Kota Medan.
"Saya mengaku sedih melihat kondisi Lapangan Merdeka saat ini, karena ruang publik yang miliki nilai sejarah panjang ini kehilangan nilai-nilai sejarahnya," kata Arief di Kantor Wali Kota Medan, Senin.
Pernyataan itu diungkapkannya ketika menerima Dewan Harian Daerah (DHD) Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumut yang didampingi Pelaksana tugas Asisten Pemerintahan Setda Kota Medan Renward Parapat, dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Medan Sulaiman Harahap.
Ia mengungkapkan, situs sejarah harus terus dipertahankan agar generasi mudah tetap mengingat sejarah dari Kota Medan, terutama hadirnya Lapangan Merdeka Medan.
Baca juga: Polrestabes Medan ringkus pencuri pagar besi di Lapangan Merdeka
Baca juga: Warga Medan padati Lapangan Merdeka sambut tahun baru
"Jangan sampai generasi milenial kita, lebih mengenal Merdeka Walk ketimbang sejarah dari Lapangan Merdeka itu sendiri," kata dia.
Disamping hal tersebut, lanjutnya, terkait dengan nama jalan yang diusulkan, pihaknya akan segera mengkajinya lebih lanjut.
"Secara pribadi, saya juga ingin kedua nama pahlawan ini menjadi salah satu nama jalan di Kota Medan," ungkap Arief.
Ketua DHD Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumut, Mayjend TNI (Purn) M Hasyim, sebelumnya menyebut, pihaknya bermaksud menyampaikan rekomendasi terkait situs bersejarah yang ada di Kota Medan.
Pihaknya mengusulkan agar nama pahlawan nasional Teuku M Hasan yang merupakan Gubernur Provinsi Sumatera pertama, dan nama Sutan Mohammad Amin Nasution yang merupakan Gubernur Sumatera Utara pertama disematkan sebagai salah satu nama jalan di Medan.
"Kita ingin Lapangan Merdeka dijadikan, seperti sediakala menjadi lapangan terbuka hijau yang memiliki nilai sejarah perjuangan Kota Medan," katanya.*
Baca juga: Ribuan buruh rayakan May Day di Lapangan Merdeka Medan
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020