Jakarta (ANTARA News) - Israel Minggu mulai mengizinkan delapan wartawan asing memasuki daerah yang dikuasai Hamas, Gaza, untuk pertamakalinya sejak operasi militer maut menghadapi rezim Hamas dimulai tiga minggu lalu. Mahkamah Agung Israel sejak tiga minggu lalu telah memaklumatkan agar Negara Israel mengizinkan wartawan asing memasuki Jalur Gaza menyusul petisi yang diajukan Asosiasi Pers Asing (FPA) yang berbasis di Tel Aviv dan mewakili para jurnalis internasional yang berada di Israel dan Palestina. "Ini adalah langkah yang tepat," kata Steven Gutkin, Ketua FPA dan Kepala Biro Jerusalem dari The Associated Press seperti dikutip The Jerusalem Post Senin dini hari tadi. Dia menambahkan bahwa organisasinya kini akan bekerja untuk memperoleh akses penuh bagi semua media internasional sambil bersandar pada putusan Mahkamah Agung Israel. "Kami ingin akses penuh dan kami akan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan itu," kata Gutkin. Pada Minggu sekelompok wartawan asing yang terdiri dari enam jurnalis asing telah dipilih FPA dengan diundi (untuk pergi ke Gaza), sementara dua lainnya diseleksi oleh Dewan Pers Pemerintah (GPO). Direktur GPO Danny Seaman, yang sebelumnya menentang kehadiran pers asing di Gaza, Minggu, mengatakan bahwa Negara harus memberi 24 jam lagi sebelum para anggotanya kembali masuk Gaza. Dia menegaskan karena suasana masih tegang di sepanjang pantai Jalur Gaza yang padat penduduk, tentara Israel bisa mudah menyangka seorang jurnalis sebagai pejuang Palestina atau bahkan terbunuh oleh pejuang Palestina sendiri. "Para wartawan ini tidak bisa berhati-hati dan berada di sebuah medan tempur yang tidak biasa sehingga bisa membahayakan nyawanya," kata Danny Seaman. Selain wartawan asing, pemerintah Israel juga melarang wartawannya sendiri memasuki Gaza karena alasan keamanan, namun selalu membiarkan wartawan asing ikut selama beberapa kali pertempuran sengit. Karena dilarang masuk Gaza selama 22 hari operasi militer Israel, para wartawan asing sendiri menjadi semakin frustasi dengan hanya bisa merelai siaran jaringan televisi kabel seperti juga dari laporan-laporan Palestina dan video dari dalam Jalur Gaza. Minggu lalu, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mulai membawa sekelompok kecil wartawan asing anggota FPA untuk meliput briefing para komandan lapangan. Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa wartawan asing, termasuk seorang reporter BBC, berhasil masuk ke Jalur Gaza melalui perbatasan Mesir. Para pejabat Israel selalu menyuarakan ketidaknyamanannya pada liputan media asing mengenai Gaza dengan mengklaim mereka membesar-besarkan penderitaan Palestina sementara tidak pernah menjelaskan alasan Israel melancarkan perang untuk menjawab serangan Palestina. Departemen Pertahanan menyatakan bahwa wartawan asing akan diizinkan memasuki lagi Gaza jika Palestina menghentikan serangan roketnya ke Israel. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009