Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Harris mengatakan, hal ini menjadi salah satu bukti semakin meningkatnya kesadaran pelaku industri akan pentingnya penggunaan energi yang ramah lingkungan dalam operasional perusahaan.
"Progres saat ini kita sudah menuju kepada tren yang baik untuk mendorong pemanfaatan PLTS Atap di pelanggan PLN yang ada. Meski demikian, saya tetap berharap progres yang baik juga diikuti dalam pemanfaatan PLTS Atap oleh sektor industri," ujarnya saat membuka Sosialisasi Pemanfaatan Sistem PLTS Atap, Kamis.
Pada akhir September 2020 lalu, PT Coca Cola Amatil Indonesia meresmikan pemasangan PLTS Atap di pabrikannya yang berada di Cikarang, Jawa Barat dengan kapasitas 7,2 megawatt peak (MWp). Ini merupakan PLTS Atap terbesar di Asia Tenggara sekaligus nomor 2 terbesar di kawasan Asia Pasifik. Selanjutnya pada awal Oktober 2020, PT Tirta Investama (Danone-AQUA) meresmikan PLTS Atap berkapasitas 2.919 kilowatt peak (KWp) di pabrik Aqua yang berada di Klaten, Jawa Tengah.
Meningkatnya permintaan pemanfaatan energi surya dalam negeri akan dapat mendorong perkembangan industri surya nasional. Hal ini merupakan tren global yang saat ini tengah berjalan, dimana semakin lama semakin cepat pertumbuhannya sehingga Indonesia tidak boleh tertinggal dan dapat memperoleh manfaat semaksimal mungkin.
Oleh karenanya, Ia berharap PT PLN (Persero) dapat mengakomodir dan memberikan kemudahan fasilitasi pengajuan pelanggan PLTS Atap dari pelaku perusahaan swasta untuk mendorong pemanfaatan sistem PLTS Atap sektor industri.
“Saya berharap nanti PLN juga bisa mendukung secara penuh tren ini untuk bisa mengakomodir dan memberikan kemudahan fasilitasi ketika ada pengajuan dari pelanggan khususnya sektor industri, lebih khusus lagi dengan masalah meteran nya. Semoga teman-teman dari PLN nanti bisa menyiapkan dengan baik meteran ekspor impor nya sehingga implementasi dari PLTS rooftop ini jadi lebih mudah,” tukas Harris.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020