Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, mengatakan, pengambilalihan 16 persen saham PT Bank Bukopin oleh PT Jamsostek (Persero) diharapkan tuntas pada tahun 2010.

"Jamsostek bisa menjadi semacam "standby buyer" (pembeli siaga--red) `right issue` saham Bukopin," kata Mustafa, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Menurut Mustafa, dalam transaksi itu Jamsostek tidak mengambilalih, hanya membeli saham dari pasar melalui "right issue".

Dengan begitu, ditambahkannya, maka pemerintah tidak akan menambah saham atau dengan kata lain saham pemerintah sebesar 18 persen terdilusi bersama saham Perum Bulog, dan Kopelindo.

Meski demikian, Mustafa tidak mengetahui berapa besar saham Bukopin yang akan dibeli Jamsostek.

Pada kesempatan itu, ia juga menegaskan, bahwa yang dibeli Jamostek adalah saham Bank Bukopin, bukan unit syariah Bukopin.

Minat Jamsostek membeli saham Bukopin sebelumnya disampaikan Direktur Utama, Hotbonar Sinaga.

"Kita akan masuk lewat `rights issue`, tapi itu tergantung pemerintah (pemegang saham--red)," kata Hotbonar.

Ia mengaku pihaknya sudah menyiapkan dana hingga Rp900 miliar.

Selain Jamostek, BUMN yang juga berminat membeli saham Bukopin tersebut adalah Bank BRI. Menurut Hotbonar, tidak masalah jika harus bersaing dengan BRI.

Menurut catatan, Bank Bukopin pada 2010 membutuhkan dana segar antara Rp600 miliar-Rp1 triliun. Adapun opsi yang akan dilakukan antara lain melalui "right issue".

Pada tahun 2009, perusahaan ini sudah melakukan aksi serupa yaitu menerbitkan sebanyak 286.050.768 saham baru, atau setara dengan 4,76 persen dari total saham Bukopin, pada harga Rp415 per saham.

Menurut informasi, selain Jamsostek dan BRI, investor asal China, Timur Tengah, dan Jepang juga ikut mengincar saham Bukopin tersebut.

(R017/A027/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010