COVID-19 telah membuat perekonomian di Bali yang tergantung pada pariwisata menjadi terpuruk
Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengajak 1.000 sukarelawan yang mengikuti kegiatan pelatihan dalam penanganan COVID-19 itu dapat bekerja sama dengan satgas di masing-masing desa untuk mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
"Saat ini COVID-19 belum ada obat dan vaksinnya, satu-satunya jalan, yaitu tertibnya kita menjalani protokol kesehatan untuk mencegah penyakit ini lebih meluas," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat membuka kegiatan Pelatihan Relawan dalam Penanganan COVID-19, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan-perubahan yang signifikan di Pulau Dewata, tidak hanya pada kesehatan dan ekonomi namun juga pada aspek sosial.
"Awalnya COVID-19 menyebar di Bali dibawa oleh saudara-saudara pekerja migran Indonesia yang datang ke Bali. Satgas COVID-19 waktu itu sudah menangani di pintu masuk Bali," kata pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Namun, lanjut dia, tren berubah saat penyebaran melalui transmisi lokal semakin meningkat. Di sinilah ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat juga menjadi berubah.
"COVID-19 telah membuat perekonomian di Bali yang tergantung pada pariwisata menjadi terpuruk," kata mantan Bupati Gianyar itu.
Bahkan pada triwulan II-2020 itu pertumbuhan ekonomi di Bali mencatat rekor terburuknya yaitu -10,98 persen. Selain banyak juga karyawan yang dirumahkan. Kemudian, dari segi sosial masyarakat pun terdapat pembatasan aktivitas di Bali untuk menghalau penyebaran COVID-19.
"Masyarakat Bali terkenal komunal, tidak hanya dalam kehidupan masyarakat namun juga beragama. Dengan pembatasan ini tentu saja telah mengubah kehidupan sosial dan beragama di Bali," katanya.
Oleh karena itu, dalam kesempatan tersebut, Cok Ace mengajak para sukarelawan untuk mengikuti pelatihan dengan baik, serta menularkan kepada anggota keluarga dan masyarakat di lingkungan masing-masing. Termasuk para relawan bisa bekerja sama dengan Satgas COVID-19 dari desa adat di masing-masing desa.
Sebelumnya Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencanan (BNPB) LIlik Kurniawan mengatakan pelatihan tersebut bertujuan untuk lebih memberikan pemahaman kepada masayarakat tentang protokol kesehatan.
"Kunci terpenting untuk menekan penyebaran virus saat ini adalah taat akan protokol kesehatan," katanya.
Selain itu, para sukarelawan juga akan diajarkan tentang aplikasi inaRISK dari BNPB yang berfungsi untuk mengetahui berbagai kegiatan relawan.
Ketua Tim Koordinator Relawan Satgas Andre Rahadian mengemukakan acara pelatihan 1.000 relawan kali ini dilaksanakan sampai 12 November mendatang.
Sebanyak 1.000 sukarelawan tersebut terdiri atas 28 organisasi sukarelawan di Bali dan 12 instansi dari unsur TNI, Polri serta masyarakat.
Baca juga: GTPP: Positif COVID-19 di Bali tembus angka lebih 5.000 orang
Baca juga: Pemprov Bali libatkan Satgas Desa Adat pantau objek wisata
Baca juga: Ini cara Bali gaet wisatawan Jepang saat COVID-19
Baca juga: Pastikan kesehatan pekerja wisata di Bali, Kemenaker gelar tes cepat
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020