Medan (ANTARA News) - Pemerintah Australia melalui AusAID (the Australian Agency for International Development) menawarkan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di universitas-universitas terkemuka di negara kangguru itu.
Perwakilan promosi beasiswa Australia di Sumatera Utara, Ariatna, di Medan, Jumat, mengatakan, pada tahun ajaran 2010/2011 ini, pemerintah Australia menawarkan beasiswa S-2 dan S-3 untuk 300 orang melalui program Australian Development Scholarships (ADS).
Beasiswa tersebut terbuka bagi sektor pemerintah dan swasta seperti pegawai negeri sipil, tenaga-tenaga LSM, dosen perguruan tinggi negeri dan swasta maupun perorangan.
Prioritas beasiswa diberikan untuk bidang-bidang studi yang menunjang tujuan peningkatan kemampuan sumber daya manusia indonesia dan pembangunan yang akan mendukung pertumbuhan berkelanjutan serta manajemen ekonomi di Indonesia.
Kemudian juga untuk investasi bagi pembangunan manusia, demokrasi, keadilan dan pemerintahan yang baik serta keamanan dan perdamaian.
"Beasiswa ini bertujuan untuk memperkuat sumber daya manusia dan pertumbuhan di Indonesia dan juga merupakan salah satu contoh kerjasama antara Indonesia dan Australia dalam membangun hubungan antar manusia," katanya.
Melalui program beasiswa tersebut, lanjutnya, diharapkan dengan pengalaman akademis yang didapat itu dapat memberikan ketrampilan dan pengetahuan untuk mendorong perubahan dan mempengaruhi hasil pembangunan Indonesia setelah menyelesaikan studinya.
Tahun ajaran 2010/2011 ini ada beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi target dalam pemberian beasiswa seperti Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat, Aceh dan Sumut.
"Ini karena daerah-daerah itu termasuk yang cukup sedikit mendapatkan beasiswa ke Australia dari tahun ke tahun jika dibanding dengan daerah dari Jawa," katanya.
Ia menerangkan, pendaftaran mulai dibuka 7 Juni hingga 27 Agustus 2010. Formulir pendaftaran dapat diambil di Konsul Australia di Medan, atau dapat di download di www.adsindonesia.or.id.
Pelamar maksimal berusia 42 tahun, memiliki IPK minimal 2,9 dan memiliki skor TOEFL 500. Pelamar S-2 harus sudah memiliki gelar S-1 dan pemohon S-3 diharuskan berposisi sebagai pembuat kebijakan, peneliti atau dosen.
(T.KR-JRD/R010/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010