Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN memanggil manajemen PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) untuk memaparkan hasil restrukturisasi perusahaan itu.
"Kami memanggil mereka (manajemen) untuk mempresentasikan hasil evaluasi restrukturisasi usaha dan kinerja keuangan serta proyeksi ke depan," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.
Menurut Mustafa, pemanggilan selain untuk langkah-langkah penyehatan kinerja keuangan, juga terkait masalah insiden kecelakaan yang sering dialami Merpati.
Pemerintah melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) pada tahun lalu melakukan restrukturisasi Merpati dengan menyuntik dana Rp300 miliar. Selain untuk menambah modal kerja, dana tersebut digunakan untuk membayar pesangon karyawan yang dirumahkan.
Namun, PPA belakangan menyebutkan, perusahaan penerbangan "platmerah" ini masih membutuhkan dana hingga Rp2 triliun, untuk mengembangkan perseroan.
"Merpati masih butuh pendanaan hingga Rp2 triliun, meski restrukturisasi perusahaan itu sudah rampung," kata Direktur Utama PPA Boyke Mukizat.
Boyke menuturkan, jumlah utang Merpati masih sangat signifikan, sehingga perusahaan masih belum leluasa mengembangkan bisnisnya.
Meski begitu, Mustafa menambahkan, belum ditetapkan apakah dalam pengembangan bisnis Merpati menambah pesawat atau tidak.
"Belum bisa diputuskan, karena harus menunggu studi kelayakan rencana besar Merpati bagaimana agar bisa keluar dari kerugian," tegas Mustafa.
Jika ada opsi penambahan pesawat, harus jelas jenis dana jumlahnya, termasuk menghitung pembiayaannya apakah perlu tambahan kredit atau tidak.
Untuk itu diutarakan Mustafa, PPA diminta bersama Merpati menganalisa kelayakan usaha yang diusulkan manajemen. Terkait kinerja keuangan, mulai 2009 sudah menunjukkan perbaikan dibanding dua tahun sebelumnya.
(R017/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010