Bishkek (ANTARA News/AFP) - Presiden Kyrgyzstan Kurmambek Bakiyev pada Kamis mengundurkan diri dan berangkat ke Kazakhstan, dekat Kyrgyzstan, dalam tindakan mengejutkan yang dikoordinasikan oleh Rusia dan Amerika Serikat untuk mengurangi ketegangan yang meningkat.
Bakiyev keluar dari negerinya secara dramatis dengan pesawat dari kubu pertahanannya di Jalalabad di Kyrgyzstan selatan. untuk pertama kali ia meninggalkan negerinya sejak kerusuhan yang menewaskan 84 orang dan menggusurnya dari tampuk kekuasaan pekan lalu.
"Malam ini Kurmambek Bakiyev terbang keluar dari Jalalabad dengan pesawat ke Kazakhstan," kata seorang pejabat pemerintah sementara Kyrgyzstan kepada AFP.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Kazakhstan, Ilias Umarov, menyatakan Bakiyev telah mendarat di Taraz, kota di Kazakhstan selatan, dekat perbatasan dengan Kyrgyzstan.
Belum jelas gerakan apa yang akan dilakukan Bakiyev pada masa mendatang.
Menurut seorang juru bicara pemerintah sementara Kyrgyzstan, Bakiyev telah mengajukan pengunduran dirinya. "Sekarang pemerintah baru memiliki keabsahan penuh," ujarnya.
Satu pernyataan pemerintah sementara melukiskan keberangkatan itu sebagai "deportasi" dan mengatakan mereka akan mengusahakan Bakiyev diadili di Kyrgyzstan atau pengadilan internasional.
Pemerintah baru dengan segera memulai operasi untuk menangkap sekutu politik terdekat Bakiyev dan anggota senior keluarganya. Bekas menteri pertahanan Baktybek Kaliyev telah ditangkap di Kyrgyzstan selatan, kata seorang pejabat pemerintah pada AFP.
Pasukan pemerintah baru juga telah melancarkan operasi khusus untuk menangkap saudara laki-laki bekas presiden itu, bekas kepala pengawal presiden Janysh Bakiyev.
Menlu Kazakhstan, Kanat Saudabayev, yang sekarang memegang kepemimpinan bergilir Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, menjelaskan bahwa penerbangan Bakiyev itu diatur bersama oleh Rusia dan AS.
"Sebagai hasil upaya bersama Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev, Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev ... perjanjian dicapai dengan pemerintah Kyrgyzstan dan Presiden Kurmambek Bakiyev mengenai keberangkatannya dari negara itu," jelas menlu itu.
Keberangkatan Bakiyev dipandang sebagai "langkah penting ke arah stabilisasi situasi" yang akan membantu mencegah perang saudara di Kyrgyzstan.
PM Rusia Vladimir Putin juga telah mengadakan pembicaraan melalui telpon dengan Bakiyev, Rabu, kata juru bicaranya, meskipun isi pembicaraan itu tidak diungkapkan terbuka.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah memperingatkan pekan ini bahwa Kyrgyzstan berada di tepi perang saudara, dalam upaya yang tampaknya untuk mendesak Bakiyev agar mundur.
Putin juga mengadakan pembicaraan, Kamis, dengan pemimpin pemerintah sementara Roza Otunbayeva, menurut kantor berita Rusia. Rincian mengenai pembicaraan itu tidak diungkapkan.
Otunbayeva pekan ini telah minta agar Bakiyev dihadapkan ke pengadilan karena "telah mengalirkan darah" dalam demonstrasi di tengah ketakutan bahwa konflik dapat meletus menjadi perang saudara.
Keberangkatan Bakiyev itu terjadi ketika Robert Blake, pembantu Menlu AS untuk Urusan Asia Tengah dan Selatan, berada di Bishkek sebagai pejabat senior AS pertama yang mengunjungi Kyrgyzstan sejak pemberontakan.
Washington ingin mempertahankan pengaruhnya di Kyrgyzstan karena negara itu menampung pangkalan udara Manas, yang digunakan pasukan AS untuk mendukung operasi militer di Afghanistan dekat dengan Kyrgystan. Pemerintah sementara telah berjanji untuk menghormati perjanjian pada masa lalu.
Bakiyev memegang tampuk pemerintahan dalam pemberontakan rakyat yang dikenal sebagai Revolusi Tulip pada 2005, tapi dalam beberapa tahun terakhir ia mendapat kecaman yang meningkat karena otoriter dan korupsi. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010