Dalam 100 hari, kami akan buat Makassar dari zona merah ke zona kuningJakarta (ANTARA) - Pasangan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman) optimistis jika nantinya terpilih dapat mengendalikan COVID-19 di Kota Makassar demi memudahkan pembangunan di semua lini.
"Dalam 100 hari, kami akan buat Makassar dari zona merah ke zona kuning," kata Ketua Tim Pemenangan pasangan Appi-Rahman Erwin Aksa dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu, usai debat Cawalkot Makassar 2020.
Baca juga: Pasangan bakal calon Pilkada Makassar Appi-Rahman menggelar deklarasi
Adapun caranya, katanya, dengan memperbanyak dan memperluas cakupan contact tracking.
"Kita akan memperbesar contact tracking. Dengan skala tracking yang besar akan lebih cepat pencegahan pandemi meluas," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, merekrut sebanyak mungkin relawan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Kota Makassar agar patuh menerapkan protokol kesehatan.
Di sektor pendidikan, lanjut Erwin, duet Appi-Rahman bakal memprioritaskan sekolah tatap muka digelar kembali.
Ia menilai dengan semua persoalan pendidikan jarak jauh yang diterapkan selama ini, tak ada jalan lain selain mengembalikan anak-anak ke bangku sekolah.
"Tentu, dengan protokol kesehatan yang ketat serta setelah pengendalian COVID-19 teratasi," katanya.
Selain itu, di sektor kebudayaan juga menjadi perhatian Appi-Rahman, salah satunya minimnya pertunjukan seni berdampak pada kehidupan seniman yang sepi pemasukan.
"Ada (paslon) yang tadi bilang akan tetap mengadakan konser. Ini kan berbahaya, bagaimana mungkin di tengah kondisi pandemi seperti sekarang mengadakan konser. Di belahan dunia manapun tak ada konser seni dan musik yang digelar dengan penonton. Oleh karena itu, pengendalian pandemi jadi kunci Appi-Rahman mengembalikan semua sektor dan membangun kembali Makassar," tutur Erwin.
Baca juga: Makassar izinkan pembukaan bioskop disertai protokol ketat COVID-19
Baca juga: KPU Makassar siapkan pilkada berbasis protokol kesehatan
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020