"Perusahaan telah memutuskan untuk menghentikan sementara penjualan SUV di seluruh dunia, yang berarti juga di Rusia dan Timur Tengah setelah Amerika Utara," kata juru bicara Toyota, Mieko Iwasaki, mengenai pasar lain di mana kendaraan itu dijual.
Langkah tersebut diputuskan sehari setelah Toyota menghentikan sementara penjualan GX di Amerika Serikat dan Kanada setelah majalah AS Consumer Reports memberikan kepada SUV penilaian yang jarang terjadi "Jangan Beli: Risiko Keselamatan".
Dalam pukulan terbaru terhadap reputasi raksasa otomotif Jepang itu, laporan tersebut mendaku bahwa ketika dipaksa hingga batas kecepatannya, bagian belakang GX "meluncur keluar hingga kendaraan hampir menyamping sebelum sistem kontrol stabilitas elektronik mampu mengambil alih kembali kontrol".
Meski sudah menghentikan sementara penjualan SUV di seluruh dunia, Toyota mengatakan pihaknya akan melakukan analisa terhadap potensi risiko keselamatan pada model tersebut yang telah terjual 6.000 unit, sebagaimana dengan SUV-nya yang lain.
"Perusahaan sedang memeriksa masalah yang mungkin dan akan memutuskan apakah perbaikan akan dilakukan," kata Iwasaki.
"Toyota akan mulai menguji seluruh model SUV yang lain, termasuk Land Cruiser, Land Cruiser Prado dan Rav4," kata perempuan itu, dan menambahkan bahwa perusahaan akan melanjutkan penjulan model-model ini.
Produsen otomotif itu telah menarik jutaan mobil di seluruh dunia sejak akhir 2009, kebanyakan karena serangkaian masalah yang berkaitan dengan "akselerasi yang tidak diharapkan".
Toyota, yang mengambil alih General Motors pada 2008 sebagai produsen otomotif dengan penjualan tertinggi, as the top-selling automaker, telah teraniaya oleh serangkaian persoalan keselamatan yang telah memunculkan pertanyaan tentang apakah perusahaan itu mengorbankan kualitasnya yang melegenda untuk menjadi nomor satu di dunia.
Penarikan tersebut telah menyebabkan hingar bingar di Amerika Serikat, dengan eksekutif Toyota dimarahi di Kongres dan reputasi sebagai bintang untuk keselamatan tercabik.
Perusahaan menghadapi rekor denda sebesar 16,4 juta dolar di Amerika Serikat karena kegagalannya memberitahukan dengan cepat tentang masalah keselamatan kendaraan.
(A023/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010