Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggencarkan sosialisasi dalam rangka mencegah Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang kerap menyerang pembudidayaan komoditas udang.
Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, menyebut, KKP juga telah membentuk Satgas Pengendalian Penyakit Ikan Nasional melalui Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya Nomor 184/KEP-DJPB/2020.
"Upaya koordinatif telah dilakukan Tim Satgas dengan melakukan rencana aksi dalam hal penanganan AHPND,” kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP.
Baca juga: KKP dorong pembentukan korporasi pembudidayaan tambak udang
Slamet menegaskan, sosialisasi terkait hal itu sangat penting dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada pembudidaya dan seluruh stakeholder tentang langkah-langkah pencegahan dan penanganan AHPND sesuai dengan Perdirjen Perikanan Budidaya No. 165 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Pencegahan AHPND.
Ia memaparkan, sejumlah upaya tersebut antara lain surveilan, zonasi dan peningkatan kapasitas laboratorium pengujian AHPND, serta sosialisasi yang menjadi salah satu poin penting yang masuk ke dalam rencana aksi.
Slamet mengingatkan langkah-langkah dalam pencegahan AHPND yaitu persiapan wadah budidaya yang baik, lalu penggunaan benur, calon induk, induk serta pakan alami yang bebas AHPND.
Baca juga: Asosiasi Akuakultur: Probiotik tingkatkan daya tahan komoditas udang
Kemudian, lanjutnya, tidak menggunakan induk yang berasal dari tambak dan penerapan biosecurity secara ketat dan konsisten.
"Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) juga perlu dilakukan. Selain itu, harus melakukan monitoring AHPND pada air, sedimen, pakan alami, larva, benur, udang dan feses secara rutin. Serta jangan lupa menerapkan sistem pengolahan limbah budidaya," paparnya.
Sementara itu, Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Banyuwangi, Yanuar Toto Raharjo mengemukakan, antisipasi pencegahan AHPND dapat dilakukan mulai dari perencanaan produksi dengan menghitung dengan cermat daya dukung, lalu persiapan tambak menggunakan pengapuran pada lahan dan air media budidaya.
Yanuar juga menekankan pentingnya penggunaan benur yang bebas AHPND dan pengelolaan kualitas air yang baik, serta manajemen pakan dengan penerapan autofeeder dan menjaga kualitas pakan sehingga akan mendukung vitalitas udang.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020