Seoul (ANTARA News/AFP) - Korea Utara menggelar pelatihan besar militer yang dihadiri oleh pemimpin Kim Jong-Il, kata media negara komunis itu Rabu, di tengah meningkatnya ketegangan-ketegangan dengan Korea Selatan.

Banyak pameran kekuatan senjata dirancang dalam bulan ini, kata kementerian pertahanan Korea Selatan dalam kesempatan terpisah, pada saat Pyongyang melaksanakan dua peringatan pentingnya.

Kim dan para penjabat tinggi militer menyaksikan pelatihan Unit Gabungan Besar 567, kata kantor berita Korea Utara, KCNA.

Namun kantor berita itu tidak menjelaskan kapan atau di mana pelatihan itu diadakan, kecuali mencatat gelaran tersebut menandai `Hari Matahari` - yang diperingati 15 April, kelahiran Kim Il-Sung, ayah Kim yang juga presiden pendiri negara itu.

Kim Jong-Il menyatakan `sangat puas terhadap kenyataan bahwa semua petugas pada kesatuan itu sepenuhnya siap secara politik dan ideologi, serta dalam teknik militer dalam memukul kembali serangan mendadak musuh, pada saat mempertahankan negara sosialis itu`, kata kantor berita tersebut.

Latihan juga disaksikan oleh para anggota parlemen, pemimpin partai dan kader-kader negara, sosial, pemerintah dan satuan-satuan militer, ujarnya.

Kim, pada Rabu, juga mempromosikan empat perwira militer menjadi jenderal, lima kolonel-jenderal, delapan letnan jenderal dan 83 mayor jenderal untuk menandai peringatan itu.

Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan, persiapan-persiapan sedang dilakukan Korea Utara `untuk melakukan gelar gabungan besar-besaran kekuatan persenjataan pada angkatan udara dan angkatan darat.`

Dalam laporan kepada parlemen pihaknya mengatakan, kegiatan tersebut akan diselenggarakan untuk memperingari Hari Matahari, dan peringatan pembentukan militer Korea Utara pada 25 April.

Ketegangan-ketegangan lintas perbatasan makin meningkat setelah ledakan kapal perang karam Korea Selatan di dekat perbatasan sengketa Laut Kuning, pada 26 Maret, belum terungkap, dan setelah Korea Utara memutus kesepakatan pariwisata dengan Korea Selatan.

Korea Selatan sejauh ini tidak menuduh Korea Utara terlibat dalam ledakan itu.

Namun, menteri pertahanannya mengemukakan kemungkinan sebuah ranjau atau torpedo meledakkan dan membelah kapal korvet berbobot 1.200 ton menjadi dua, dan menyebabkan 46 awaknya hilang.

Sekitar perbatasan sengketa itu adalah tempat kejadian pertempuran angkatan laut yang mematikan, antara Korea Utara dann Selatan pada 1999 dan 2002, serta baku-tembak pada November lalu.

Jika cuaca mengizinkan, kapal perang itu akan ditarik oleh kapal tongkang Kamis - suatu operasi yang bisa memberikan beberapa petunjuk mengenai bencana itu.

Kementerian pertahanan mengatakan, bagian buritan sebagiannya akan ditutupi dengan jaring, dan para fotografer akan dilarang untuk memotretnya, guna melindungi kerahasiaan militer.

Sebagian besar sosok para awak kapal itu diduga terjebak di buritan.

Para pelaut yang selamat dari bencana mengatakan, satu ledakan besar terjadi di luar bagian kapal, memutus teori-teori bahwa ledakan terjadi di dalam kapal, tenggelam dan karam.

(Uu.H-AK/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010