Jakarta (ANTARA News) - "Pengelolaan zakat yang terhubung langsung dengan pemerintahan dan terkait dengan pengurangan pajak seperti di Malaysia menyebabkan tingginya angka donasi Zakat di negara itu," kata Marketing & Development Group Head Rumah Zakat Muhammad Trieha dalam Jumpa pers di Tea Addict Kafe Kawasan Wolter Monginsidi Jakarta pada Rabu.
Trieha mengatakan zakat menjadi bentuk komitmen pemerintah Malaysia dengan iming - iming pengurangan pajak. Lalu lintas donasi tertinggi zakat terjadi bukan pada saat bulan Ramadhan dan Idul Qurban melainkan setiap tanggal 31 Desember atau di penghujung tahun karena dengan pembayaran itu warga Malaysia bisa mengurangi SPT-pajaknya.
Menurut dia, Indonesia mengalami kendala dalam pengelolaan zakat antara lain karena secara penghasilan berbeda dengan dua negara tersebut. "Konsentrasi ekonomi juga masih di pulau Jawa, selain itu pengelolaan zakat tidak terstruktur karena wilayah Indonesia yang cukup luas," katanya.
Dia juga mengemukakan kendala berzakat di Indonesia adalah kepercayaan karena ada anggapan bahwa lembaga zakat bentukan pemerintah maupun swasta kurang amanah, organisasi yang dibentuk pensiunan,dan dikelola secara paruh waktu.
Kendala lainnya, masyarakat masih memandang zakat dihasilkan dari perekonomian konvensional seperti sektor pertanian,peternakan dan zakat dianggap hanya zakat fitrah saja. "Padahal ada zakat dari hasil perekonomian modern seperti dari saham,dan deposito," kata Trieha.(YUD/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010