Memang ada informasi dari BMKG bahwa kita di wilayah Sulawesi Tenggara, termasuk di Kota Baubau, fenomena La Nina itu akan terjadi pada bulan November, Desember 2020 sehingga kewaspadaan harus tingkat tinggi

Baubau, Sultra (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara, menyiapkan tenaga satuan tugas (satgas) guna membantu dan mengantisipasi fenomena alam La Nina, yang berpotensi terjadi berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Memang ada informasi dari BMKG bahwa kita di wilayah Sulawesi Tenggara, termasuk di Kota Baubau, fenomena La Nina itu akan terjadi pada bulan November, Desember 2020 sehingga kewaspadaan harus tingkat tinggi," kata Kepala Pelaksana BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali, di Baubau, Jumat.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya sudah mempersiapkan tenaga Satgas untuk mengantisipasi bilamana fenomena alam itu terjadi di wilayah Baubau.

Menurut dia bencana yang terjadi jika curah hujan cukup tinggi dapat mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor pada sejumlah titik di daerah itu, seperti tanah longsor berpotensi di kawasan tirta rimba air jatuh Kelurahan Waruruma yang merupakan kawasan hutan konservasi, dan di wilayah Kecamatan Sorawolio atau di kilometer 10, dan wilayah Waborobo.

Sedangkan potensi banjir, lanjutnya, di wilayah Kecamatan Bungi yang kemungkinan disebabkan gundulnya hutan di atas Kelurahan Kampeonaho yang masuk wilayah Kabupaten Buton.

"Untuk wilayah dalam perkotaan yang pernah terjadi longsor dan memakan korban yaitu wilayah Kelurahan Bataraguru atau tepatnya di bagian kuburan. Tapi mudah-mudahan tahun ini kami sudah mengusulkan anggaran provinsi maupun pusat untuk pembuatan talud agar cepat tertangani," katanya.

Untuk dapat mengetahui jika terjadi bencana banjir dan tanah longsor pada wilayah potensi, kata dia, pihaknya telah menempatkan personel sebagai "spion" untuk secepatnya memberikan informasi baik melalui group WhastApp, sehingga secepatnya untuk ditindaklanjuti dengan bergerak ke lokasi guna melakukan evakuasi.

Selain mengantisipasi potensi bencana di darat, kata dia, pihaknya juga tetap melakukan kewaspadaan bencana gelombang tinggi di wilayah pesisir terutama di wilayah Kelurahan Wameo, Sulaa, Bone-Bone, dan wilayah pesisir lainnya.

"Kalau untuk pembuatan penahan ombak, tahun ini kami sudah usulkan di pusat untuk di wilayah pesisir," katanya.

Mengantisipasi musibah fenomena alam La Nina, ia mengimbau masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi jalur laut untuk meningkatkan kewaspadaan.

Bahkan bila sudah berpotensi gelombang tinggi sebaiknya bisa menunda keberangkatan atau mengikuti petunjuk dari Syahbandar, demikian La Ode Muslimin Hibali.
​​​​​​​
Baca juga: BMKG : Waspadai puncak La Nina saat musim hujan Desember-Januari

Baca juga: Kesyahbandaran: Nakhoda kapal harus perhatikan standar keselamatan

Baca juga: Alat deteksi gempa di Baubau-Sultra dipindahkan ke Betoambari

Baca juga: Anging puting beliung robohkan 15 tiang listrik di Baubau

Pewarta: Hernawan Wahyudono dan Yusran
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020