Menteri Keuangan Malaysia Tengku Dato' Sri Zafrul Tengku Abdul Aziz, yang juga senator, mengemukakan perkiraan itu, ketika pada Jumat menyampaikan Belanjawan (RAPBN) 2021 yang diarahkan untuk pemulihan dari COVID-19 di parlemen.
"Ini sejalan dengan langkah proaktif yang diambil pemerintah melalui paket rangsangan ekonomi. Inisiatif Belanjawan 2021 didukung oleh pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik sebanyak 5,2 persen," katanya.
Zafrul mengatakan Malaysia telah membuktikan kepada masyarakat dunia bahwa negara itu mampu mengurus ekonominya dalam keadaan menantang sekalipun.
Dia mengutip IMF bahwa ekonomi global mencatat pertumbuhan negatif pada kisaran 4.4 persen pada tahun ini.
"Perdagangan dunia juga merosot pada kadar 10.4 persen. Krisis yang terjadi pada masa ini turut memberi dampak ekonomi pada lebih 150 negara. Ini merupakan krisis ekonomi terburuk sejak era the Great Depression pada sekitar 1930-an," katanya.
Dia mengatakan pemerintah telah melaksanakan pembatasan sosial, yang di Malaysia disebut dengan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP), yang memberi dampak mendadak kepada aktivitas ekonomi dan sosial rakyat.
"Bank Negara Malaysia memperkirakan menganggarkan negara mengalami kerugian di antara 2.0 hingga 2.4 juta ringgit sehari (Rp8 miliar lebih)," katanya.
Pada kesempatan yang sama, dia mengatakan pada tahun ini pemerintah telah mengalokasikan RM1,8 miliar untuk implementasi pengendalian pergerakan serta kebutuhan layanan kesehatan masyarakat terkait COVID-19, antara lain untuk membeli alat pelindung serta reagen.
"Untuk tahun depan, satu miliar ringgit lagi akan dialokasikan untuk mengekang gelombang ketiga COVID-19," katanya.
Baca juga: PM Malaysia diminta berunding dengan oposisi soal RAPBN 2021
Baca juga: Malaysia rugi Rp8 M lebih per hari karena PKP
Baca juga: Muhyiddin gusar atas terjadinya 20 ribu positif COVID-19 sebulan
Malaysia peringati hari kemerdekaan ke-63 secara sederhana
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020