Seorang siswa kelas X jurusan Mesin Perkakas 4 SMK Boedi Utomo Cilacap, Aditya Saputra (17), Rabu, di Cilacap, mengaku bahwa perutnya tersabet tangkai daun yang dilakukan gurunya karena menunggak pembayaran SPP selama sebulan, sehingga belum memiliki kartu tes.
"Kemarin seluruh siswa yang belum memiliki kartu tes disuruh berkumpul di lapangan sekolah. Oleh karena jalannya sempit, saya terlambat sampai lapangan sehingga perut terkena sabetan tangkai pohon oleh guru olahraga, Pak Sunanto," katanya.
Meskipun sabetan tersebut tidak meninggalkan bekas, dia merasa nyeri pada bagian perut yang tersabet.
Menurut dia, puluhan temannya yang tidak memiliki kartu tes karena belum melunasi SPP juga terkena sabetan.
Ia mengatakan, teman satu kelasnya ada lima orang yang terkena sabetan guru Olahraga.
"Bahkan, ada juga teman saya yang terkena sabetan pada lehernya hingga memar," katanya.
Siswa kelas X jurusan Mesin Perkakas 1, Oki (17) mengaku turut dikumpulkan di lapangan sekolah bersama ratusan temannya yang belum melunasi SPP.
Kendati demikian, Oki tidak terkena sabetan gurunya karena saat peristiwa itu terjadi, dia langsung lari ketakutan.
"Saya lari hingga sepatu terlepas. Namun, saya melihat puluhan siswa terkena sabetan, ada yang tersabet di tangan, leher, dan perut," katanya.
Orang tua Aditya, Hadi Purwanto (43), menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh oknum guru tersebut.
"Sebaiknya sekolah memanggil orang tua siswa jika SPP-nya belum lunas. Jangan main pukul seperti itu," katanya.
Meskipun anaknya tersabet, dia mengaku tidak ingin menempuh jalur hukum terkait kasus tersebut.
Ia mengatakan, peristiwa itu diharapkan tidak terulang lagi karena akan mencoreng dunia pendidikan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Boedi Utomo Cilacap, Tuslan Asep, saat dimintai konfirmasi, ternyata sedang mengikuti kegiatan di Surakarta sejak Senin (12/4).
Sedangkan, Kepala Tata Usaha SMK Boedi Utomo Cilacap, Sugiarti, mengatakan bahwa peristiwa tersebut bukan faktor kesengajaan yang dilakukan oleh guru olahraga, Sunanto kepada para siswa.
Menurut dia, sebelum peristiwa tersebut terjadi, sekolah menginformasikan kepada para siswa yang belum memiliki kartu tes untuk segera berkumpul di Ruang Tata Usaha.
"Karena saking banyaknya siswa, ada sekitar 300-an orang, kami yang dibantu para guru meminta sebagian dari mereka untuk menuju lapangan. Kebetulan jalan menuju lapangan tersebut disesaki para siswa, sehingga Pak Sunanto berusaha menertibkan mereka," katanya.
Mengenai kronologis peristiwa itu, Ketua Komite Sekolah SMK Boedi Utomo Cilacap, Himam, mengatakan bahwa guru olahraga tersebut mengambil tangkai pohon yang masih ada dahannya.
"Pak Sunanto menggoyang-goyangkan tangkai tersebut sembari meminta siswa segera menuju lapangan, sehingga tidak terlalu lama membuang waktu karena sudah memasuki jam mengerjakan tes. Jadi, sama sekali tidak ada pemukulan," katanya.
Menurut dia, SMK Boedi Utomo sangat fleksibel terhadap siswa yang masih menunggak pembayaran SPP. "Yang penting, orang tua siswa datang ke sekolah, mereka tetap akan kami beri kartu tes," katanya.
Ketua Yayasan Kader Penerus Teknologi (lembaga yang menaungi SMK Boedi Utomo Cilacap), Sudarno, mengatakan bahwa pihaknya akan mengklarifikasi kasus tersebut.
"Saya atas nama sekolah meminta maaf atas peristiwa tersebut. Saya akan klarifikasi kasus ini dan jika guru tersebut terbukti bersalah, akan ditindak," katanya menambahkan.
(U.KR-SMT/M028/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010