Johannesburg (ANTARA News) - Menjelang Piala Dunia yang semakin dekat penyelenggaraanya, nenek-nenek pecinta sepakbola di Afrika Selatan bekerja keras mewujudkan impian mereka, berkompetisi mengejar kejayaan di Amerika.

Para wanita lanjut usia berjumlah 35 orang dan berusia antara 50 - 84 tahun ini, bermain bola dengan memperkuat satu tim bernama Vakhegula Vakhegula atau "Para Nenek." Itu adalah bahasa Xitsonga, sebuah bahasa di Afrika Selatan bagian utara negara itu.

Tim ini didirikan oleh pekerja sosial bernama Beka Ntsanwisi lima tahun lalu, untuk membantu wanita usia lanjut agar tetap sehat dan beraktivitas. Proyek ini ternyata berhasil membawa para nenek ikut berkompetisi di Piala Veteran yang diadakan di Lancaster, Michigan, AS

"Kami diundang bermain di Amerika dari 13-18 Juli untuk memperebutkan Piala Veteran, di mana para nenek ngumpul dan bermain bola. Tak hanya nenek-nenek, tapi siapa saja yang tua usia. Masalah dan tantangan yang saya hadapi kini adalah saya tak punya cukup uang," kata Ntsanwisi kepada Reuters.

Tim berasal dari kota kecil dekat Tzaneen, 600 km sebelah utara Johannesburg. Mereka tiba di ibukota bisnis Afrika Selatan itu minggu lalu, untuk bertanding di sebuah turnamen dalam rangka mengumpulkan uang untuk biaya perjalanan mereka ke Amerika.

Mereka bermain dengan kebanggaan, didukung teriakan dukungan dari penonton, sebelum kemudian ditaklukan 3-1 oleh Metro Rail Eagles, yang para pemainnya rata-rata berusia 30an tahun.

Tapi para nenek itu tak gentar menghadapi pasukan darah muda.

Ntsanwisi mengatakan sejauh ini mereka berhasil mengumpulkan 130.000 rand (17.900 dolar AS) dari total 500.000 rand yang mereka butuhkan agar bisa pergi ke Amerika untuk mengikuti turnamen yang akan mulai dua hari setelah berakhirnya Piala Dunia yang pertamakali diadakan di benua Afrika itu.

Apapun yang terjadi, para nenek ini tidak menyesal, dengan mengatakan bermain bola yang kadang mereka lakukan dengan masih bercelemek sehabis masak di dapur, telah mengubah hidup mereka.

Onica Ndzovela, 77 tahun, mengeluh menderita nyeri tulang belakang dan sakit lutut sebelum bergabung dengan tim itu tiga tahun lalu.

"Saya (kini) segar bugar, tidak berasa sakit apapun di tubuh, saya bisa lari lho. Di rumah saya mengerjakan sendiri pekerjaan rumah tangga saya. Saya mencat dinding dan memperbaiki atap rumah," kata Ndzovela yang berposisi bek itu. (*)

Reuters/Jafar Sidik

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010