Serangan yang terjadi pada Senin (2/11) di Wina, Austria, menewaskan empat orang ketika si penyerang melepaskan tembakan ke arah para pelintas dan beberapa bar.
Polisi di Wina menembak mati penyerang berusia 20 tahun itu, yang memiliki kewarganegaraan ganda Austria dan Makedonia Utara. Penyerang tersebut sebelumnya pernah dipenjara karena mencoba bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.
Pihak Kepolisian Kejahatan Federal Jerman (BKA) mengatakan di Twitter bahwa mereka sedang menggeledahi beberapa rumah dan tempat bisnis di kota Osnabrueck, Kassel, dan di distrik Pinneberg dekat Hamburg, Jerman.
"Tidak ada kecurigaan awal bahwa empat orang yang terkena dampak tindakan (penggeledahan) hari ini ikut ambil bagian dalam serangan itu tetapi diyakini ada kaitannya dengan tersangka penyerang," kata BKA.
Menurut BKA, surat perintah penggeledahan diperoleh setelah pengadilan Austria menyampaikan informasi kepada kejaksaan Jerman.
Swiss juga telah menangkap dua pria sehubungan dengan serangan di Wina pada Senin, dan Austria berkoordinasi erat dengan beberapa negara lain yang tidak disebutkan namanya dalam penyelidikan kasus serangan Wina, kata Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer, Kamis (5/11).
Seluruh 15 orang yang ditangkap di Austria sehubungan dengan serangan amukan mematikan itu adalah bagian dari kelompok radikal, kata pejabat Kementerian Dalam Negeri Austria.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tujuh korban serangan Wina dalam kondisi kritis
Baca juga: ISIS klaim tanggung jawab serangan Wina
Baca juga: Palestina kecam serangan teror di Wina
Prancis, antara duka Nice dan gempuran protes kalangan Muslim
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020