Den Haag (ANTARA News) - Pemimpin Serbia Bosnia pada masa perang Radovan Karadzic menghadapi saksi pertama tindakan hukumannya dalam pengadilan kejahatan perang di Den Haag, Selasa.
Ahmet Zulic, seorang Muslim Bosnia, mengatakan kepada hakim bahwa mertuanya, yang juga seorang tetua suku, telah dibakar hidup-hidup oleh pasukan Serbia, sebagaimana dikutip dari AKI-OANA.
Ia juga memberitahu pengadilan bahwa para tahanan di kamp Manjaca dipukuli, disiksa dan dipaksa mengingkari agama mereka, sekalipun mereka adalah orang Muslim.
Ia mengatakan tentara Serbia mematahkan tiga jari di tangan kanannya. "Mereka bahkan memaksa saya meminum air seni saya sendiri," kata Zulic.
Zulic sudah bersaksi dalam tiga proses lain pengadilan, termasuk pengadilan atas mantan presiden Sebria Slobodan Milosevic, yang meninggal di sel tahanannya di Den Haag pada 2006, sebelum putusan pengadilan.
Ia adalah salah satu 410 saksi mata yang diajukan oleh jaksa penuntut, termasuk mantan menteri kehakiman di dalam pemerintah masa perang Karadzic, Momcilo Mandic.
Zulic adalah mantan tahanan di satu kamp tahanan yang dioperasikan oleh pasukan Serbia Bosnia di dekat Sanski Most di bagian barat-laut Bosnia Herzegovina.
Kesaksiannya telah dipusatkan pada dugaan pembunuhan pada Juni 1992 atas sebanyak 20 orang, yang dikatakan telah dipaksa menggali kuburan mereka sendiri oleh tentara Serbia Bosnia.
Karadzic (64) telah menghadapi dua dakwaan pemusnahan suku bangsa dan sembilan tuntutan kejahatan perang serta kejahatan terhadap manusia yang diduga dilakukan selama perang saudara Bosnia Herzegovina 1992-1995.
Ia telah membahtah semua tuduhan tersebut.
Tuntutan itu dipusatkan pada pembantaian sampai 8.000 orang Muslim di kota Srebrenica di bagian timur Bosnia pada Juli 1995 dan pengepungan serta pemboman Sarajevo, yang menewaskan 12.000 orang.
Sejak didirikan oleh Dewan Keamanan PBB pada 1993, Mahkamah Internasional untuk Bosnia telah menuntut 161 orang, kebanyakan orang Serbia, atas kejahatan yang diduga dilakukan dalam perang yang terjadi setelah pecahnya bekas Yugoslavia.
Lebih dari 60 orang telah dijatuhi hukuman penjara sampai lebih dari 1.000 tahun. Tetapi dua terdakwa lain, jenderal Serbia Bosnia pada masa perang, Ratko Mladic, dan Goran Hadzic, pemimpin etnik Serbia di Kroasia, masih berkeliaran.(C003/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010